Boris Tanesia

View in Telegram

Recent Posts

Mereka yang pernah merasakan kesenangan dalam kemaksiatan, kemudian merasakan pula kelezatan di atas ketaatan.

Pasti akan memilih agar bisa terus istiqomah dalam ketaatan.

Karena sesungguhnya tiada kebahagiaan dan ketenangan hidup kecuali di atas ketaatan.

Namun sayang, hawa nafsu seringkali membutakan.
Dalam sebuah acara tanya jawab agama di salah satu media tv di saudi, seorang Ibu mengatakan bahwa ia sudah sangat capek karena perbuatan anak lelakinya yang berusia 24-25 tahun.

Ia sangat capek menasehati bukan karena anaknya berzina, mencuri, durhaka atau semisal, namun ia sedih disebabkan,

Anaknya sholat di rumah, tidak sholat berjamaah di mesjid.

Ibu itu bahkan sampai menangis karenanya.

Duhai, begitulah apabila orang tua yang betul mencintai anaknya. Mereka bersedih karena perkara akhirat sang anak, bukan semata karena perkara dunia.

Semoga Allah menjadikan kita semua termasuk ke golongan orang tua yang demikian…
“Istirahatkanlah kami dengan sholat”,
ucap Nabi kepada Bilal.

Ya, bagi Nabi kita, sholat itu merupakan pelepas lelah untuk beristirahat dari kepenatan dunia.

Sholat merupakan pelepas diri dari kekacauan, kecaruk marukan pikiran, kegalauan serta kegundahan.

Sholat akan memberikan ketenangan bila dilakukan dengan benar, dengan ikhlas dan sesuai tuntunan.

Bahkan dalam hadits lain disebutkan bahwasanya bila Nabi menghadapi masalah, beliau bersegera melakukan sholat.

Jadi saudaraku,

Apabila suatu ketika kita mengalami segala kepenatan dunia, dan kita merasa sholat kita tidak memberikan pengaruh sebagaimana yang Nabi rasakan, maka coba koreksi diri dan sholat kita.

Sudahkah sholat kita benar, sudahkah diri kita berusaha bertakwa, memenuhi hak Allah dan hak-hak manusia?

Janganlah kita mencari cara dan metode lain demi mendapatkan ketenangan dari pikiran kita yang kacau.

Karena sesungguhnya syariat Islam itu sudah sempurna, dan sebaik-baik petunjuk serta jalan hidup adalah apa yang telah Nabi kita ajarkan.
Nabi menuntunkan untuk membaca doa ini ketika melihat seseorang terkena musibah, baik itu musibah dunia lebih-lebih musibah agama. Hal demikian ini dimaksudkan agar Allah menjaga dan melindungi kita dari tertimpa musibah tersebut di kemudian hari.

Ya Allah, jagalah agama dan dunia kami, jadikan kami senantiasa dalam keridhoan-Mu…
Nasehat indah dari sahabat Nabi, di antara alasannya adalah karena meneladani orang yang masih hidup dapat mengantarkan kepada fanatik buta jika berlebihan. Tidak mau dan tidak bisa menerima jika yang diteladaninya itu jelas-jelas salah.

Wallahu a’lam…
Sebagaimana sebuah kalimat yang dianggap sepele dapat menyebabkan seseorang di akhirat nanti jatuh jauh terjerembab ke dalam Neraka.

Begitu pula hanya dengan sebuah kalimat yang mungkin dikira sepele, efeknya mampu menembus jauh di relung hati manusia dan menorehkan luka.

Itulah mengapa Nabi berpesan agar kita senantiasa menjaga ucapan,
karena dosa lisan merupakan salah satu sebab terjadinya banyak kezholiman,
baik itu kepada Allah maupun kepada sesama insan.
Ketika suatu saat engkau salah naik kereta, segeralah turun di stasiun pemberhentian terdekat.

Bukan malah terus berada di kereta, terpesona oleh interior di dalamnya, merasa nyaman dengan tempat duduknya.

Karena semakin jauh engkau turun, akan semakin besar biaya, effort dan waktu yang kau butuhkan untuk kembali ke tujuan yang benar.

Atau parahnya engkau malah berpikiran untuk mengubah tujuan.

Akan tetapi,
tulisan ini bukan tentang kereta…
See more posts

View in Telegram