Fahrurozi Abu Syamil

Hidup adalah ibadah
Untaian nasihat penggugah semangat

View in Telegram

Recent Posts

seorang muslim yang memiliki tingkah laku yang baik, terutama sekali kepada keluarga (isteri, mertua dan anak).

Lelaki yang berakhlaq baik adalah lelaki yang bertanggung jawab mencarikan nafkah untuk keluarga. Lelaki yang baik akhlaqnya adalah lelaki yang tidak nganggur...! Wanita berhak menuntut nafkah kepada suami...! Dan tidak layak seorang suami memilih nganggur...!
Lelaki yang berakhlaq baik adalah lelaki yang tidak berlaku kasar kepada isteri.

Diriwayatkan dari Imam Muslim bahwa suatu hari Mu’awiyah bin Hakam as-Sulamy radhiyallah ‘anhu menyampaikan bahwa dia memiliki budak wanita yang bekerja menggembala domba. Hingga suatu hari salah satu dombanya dimakan serigala, sehingga Muawiyah marah dan menampar dengan keras wajah budak wanita itu. Ketika disampaikan kepada Nabi shollallaahu ‘alaihi wa sallah terlihat beliau marah. Rasul meminta agar Mu’awiyah memanggil budaknya, setelah diteliti kebaikan agamanya (dan Rasul mendapatkan kebaikan agama budak itu) beliau bersabda: “Bebaskan dia, sesungguhnya budak wanita itu seorang mukminah!”

Seorang tuan yang menampar wajah budaknya berarti dia tidak layak menjadi tuan budak itu. Bagaimana dengan suami yang suka menampar wajah isteri....?

@@@@ Yaitu lelaki yang berpenampilan baik. Disini seorang wanita pun berhak menentukan kesetaraan lelaki yang melamar dirinya.

Misal, seorang wanita yang menuntut calon suami harus berpendidikan minimal S1, bukan merupakan cela sebab si wanita pendidikannya S2. Bagi lelaki yang hanya lulus SMP, jangan marah apabila lamaran anda ditolak wanita itu...
Contoh, seorang wanita yang bertinggi badan (168 cm) layaklah mencari suami yang tingginya minimal 170 cm. Dan pilihan itu bukanlah perkara yang tercela.. apabila anda calon pelamar yang bertinggi 150 cm, jangan anda marah apabila anda ditolak...

Diriwayatkan oleh Imam Bukhary bawah suatu saat Rasulullaah shollallaahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada isteri Tsabit bin Qais ketika dia datang kepada Rasul untuk menuturkan perihal suaminya: “Ya Rasulullah, aku tidak mencela suami baik dalam hal akhlaq ataupun agamanya. Tetapi aku tidak menyukai kekufuran setelah Islam.” Maka Rasul shollallahu ’alaihi wa sallam bersabda: “Apakah engkau bersedia mengembalikan kebun yang menjadi maharnya?” Jamilah (isteri Tsabitbni Qais) menjawab: “Ya saya bersedia.” Maka Rasul bersabda kepada Tsabit, “Terimalah kebun itu dan ceraikan isterimu.”
(HR. Bukhari)

Saudara sekalian...! Tahukah kita bahwa sebagian ‘alim menyatakan bahwa penyebab isteri Tsabit bin Qais meminta khulu’ adalah karena sang suami orangnya pendek...!

Masih bersambung...
SIAPA YANG TERPILIH MENJADI JODOHMU? DIA-LAH PATNER MEMBANGUN GENERASI

Apabila seorang muslim berhati-hati dan berusaha mencari pasangan hidup, perkara yang tidak boleh dilupakan ketika memilih adalah mempunyai kriteria siapa yang kelak akan menjadi pendamping hidup...
Rasulullah shollallaah ‘alaihi wa sallam berpesan kepada wali yang akan menikahkan puterinya:

إذا جاءكم من ترضون دينه وخلقه فزوجه إن لم تفعلوا تكن فتنة في الأرض وفساد عَرِيضٌ

Apabila datang kepada kalian orang yang kalian ridhai agamanya dan akhlaqnya, maka nikahkanlah dia, apabial kalian tidak mengerjakan maka akan terjadi bencana di muka bumi dan kerusakan besar.
(HR. Tirmidzi, hadits hasan)

KRITERIA SUAMI YANG BAIK..

Ada dua kriteria yang disebutkan oleh Rasulullah sholallaahu ‘alaihi wa s allam dalam hadits tersebut. Kriteria bagi calon suami yang layak diterima sebagai pendamping hidup.

PERTAMA, ORANG YANG KALIAN RIDHAI AGAMANYA...

Lantas siapakah orang yang diridhai agamanya?

@@@@ Yaitu orang yang sholeh beramal di atas ajaran Islam dan tidak melalaikan agamanya.

Jangan dimaknai sebagai orang yagn tidak punya salah dan suci dari dosa. Tetapi orang yang perjalanan hidupnya diisi dengan mentaati Allah. Memahami dan meyakini Islam sebagai keyakinan Rasul dan para shahabatnya.

Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.
(QS. Az-Zukhruf: 67)

Pemimpin keluarga yang beriman akan membawa keluarganya menuju jalan keimanan. Pemimpin keluar yang berjuang di jalan Allah, akan membawa keluarga menuju jalan perjuangan fi sabilillah.
Ikatan iman sedemikianlah yang menjadikan sebuah keluarga tetap bersatu di hari kiamat kelak.

dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.
(QS. Ath-Thur: 21)

Orang yang baik agamanya bukanlah orang yang sengaja menentang ajaran Allah ta’ala.

@@@@ Lelaki yang memiliki semangat untuk memperjuangkan Islam dan memuliakannya.

Penilaian ini sangat penting terkait dengan penjagaan Islam terutama di akhir zaman. Ketika menyampaikan ciri khas yang dimiliki oleh Thaifah al-Manshurah (kelompok yang selalu Allah beri pertolongan dan kemenangan) Rasulullah shollallaahu ‘alaihiwa sallam menyampaikan:

لا تزال طائفةٌ من أمتي يقاتلون على الحق ظاهرين، لا يضرهم من خذلهم، حتى يأتي أمر الله
Selalu ada sekelompok orang di tengah umatku yang berperang di atas kebenaran, mereka mendapatkan kemenangan. Tidak membahayakan mereka orang-orang yang menelantarkan mereka, hingga datangnya urusan Allah.
(HR. Thabary)

Dalam hadits lain disebutkan:

لا تزال من أمتي أمة قائمة بأمر الله لا يضرهم من خذلهم ولا من خالفهم حتى يأتيهم أمر الله وهم على ذلك

Selalu ada di tengah umatku sekelompok orang yang menegakkan perintah Allah, tidak membahayakan mereka orang yang menelantarkan mereka hingga datangkan urusan Allah, dan mereka tetapi seperti itu.
(HR. Bukhary)

Dua hadits (dari sekian banyak hadits tentang Thaifah Manshurah), menyampaikan bahwa Islam dimuliakan oleh orang yang berjuang menegakkan Islam.

Namun hadits di atas juga bermakna bahwa di dalam barisan kaum muslimin terdapat orang-orang yang beribadah kepada Allah, tetapi mereka menelantarkan perjuangan Islam. Rajin ngaji tetapi suka mencela orang-orang yang berjuang menegakkan Islam, mereka suka mencaci-maki orang yang berjuang membebaskan kaum muslimin dari kedzaliman musuh.
Komentar mereka tentang perjuangan umat Islam di berbagai belahan dunia (Palestina, Suriah, Somalia dan berbagai negeri muslim yang terjajah oleh orang kafir) sangat buruk...!

OLEH KARENA ITU.... agar anda mulia di sisi Allah, pilihlah pendamping hidup anda adalah orang yang berjuang menegakkan Islam...! Dan jangan pilih pendamping hidup anda orang yang menelantarkan perjuangan Islam (mereka duri dalam daging perjuangan Islam)....!

KEDUA, ORANG YANG KALIAN RIDHAI AKHLAQNYA...

Siapa pula orang yang diridhai akhlaqnya...?

@@@@ Yaitu
n kekayaan sebesar 10 juta dinar, maka beliau tolak dengan halus dan penuh kehormatan….!!

Oleh karenanya….
Tanamkan kepada anak keturunan kita ketaqwaan, maka Allah akan melimpahkan kepada anak-anak kita kemuliaan dunia dan akhirat.
Imam ibnul Qoyim al-Jauziyyah mengisahkan bahwa suatu hari Nabi Da’ud ‘alaihis salaam berdoa memohon kepada Allah tala’a agar melimpahkan kebaikan kepada anak-anaknya, sebagaimana Allah melimpahkan kebaikan kepada dirinya. Maka Allah ta’ala menjawab: “Ajarkan kepada anak-anakmu untuk berbuat baik kepada-Ku, sebagaimana engkau berbuat baik kepada-Ku. Maka Aku akan berbuat baik kepada mereka, sebagaimana Aku berbuat baik kepadamu.”

Oleh karenanya…
Kepada orang tua yang masih menganggap bahwa pendidikan terpenting bagi anak adalah ilmu dunia. Dengan penuh rasa hormat kita sampaikan bahwa anda tidak perlu khawatir akan nasib dunia anak-anak keturunan anda.

Kenapa…?
Karena Allah telah menjamin kebutuhan dunia umat manusia, bukankah Allah ta’ala berfirman:

Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.
(QS. al-A’raf: 10)

Problematika hidup manusia di dunia adalah “Kurang bersyukur kepada nikmat Allah,” begitu ungkapan Tuhan Penguasa alam semesta yang Maha Pengasih, Maha Kaya dan Maha Bijaksana.

Akan tetapi ingat….
Allah ta’ala tidak menjamin akhirat anak-anak kita, kecuali anak-anak yang dididik oleh orang tua dengan pendidikan Islam yang lurus dan kuat.

Kalau anda adalah orang tua khawatir banyak sekolah yang tidak bisa menjadikan anak keturunan anda menjadi manusia pandai, maka dengan penuh rasa hormat kita sampaikan bahwa tidak ada sekolah di nusantara ini yang tidak bercita-cita dan berusaha mencerdaskan anak-anak didiknya.

Hanya saja…!
Tidak semua sekolah memiliki cita-cita menjadikan anak didiknya menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah dan pejuang Islam yang tangguh .

Apalagi…
Gesekan umat Islam hari ini dengan “musuh-musuhnya yang beringas,” menuntut setiap orang tua muslim agar bersungguh-sungguh mendidik anak dan menanamkan ketaqwaan kepada mereka. Karena, apabila anak-anak tidak ditanamkan ketaqwaan dan semangat juang, sangat mungkin apa yang menimpa umat Islam di Xinjiang (Turkistan Timur) akan dialami oleh umat Islam di nusantara.

Belum tentu kita yang hari ini nyaman beribadah kepada Allah, 20 tahun yang akan datang anak cucu kita juga merasakan nyaman beribadah seperti masa kita hari ini….

Ingatlah….
Musuh umat Islam betul-betul ganaas….!

#sekedarmengingatkan
Anakmu adalah cita-cita dan perjuanganmu

Al-Imam Urwah bin Zubair rahimahullahu menyampaikan bahwa para shahabat Rasul (termasuk ayahanda beliau yaitu Zubair bin Awwam radhiyallaahu ‘anhu) mengisahkan kepada anak-anak mereka peperangan dan kepahlawanan Rasulullah Muhammad shollallaahu ‘alaihi wa sallam di medan laga, sebagaimana mereka mengajarkan ayat-ayat al-Qur’an.

Dua nilai yang ingin ditularkan oleh para shahabat Rasul kepada anak-anak mereka yaitu kekuatan iman dalam memegang teguh al-Qur’an sebagai pedoman hidup, dan perjuangan memuliakan Islam sebagai aktivitas paling penting di dunia. Dua nilai yang tidak pernah hilang dari kehidupan para shahabat radhiyallahu ‘anhum….

Hasil dari pendidikan yang diterapkan oleh para shahabat (terkhusus dalam kisah ini adalah Zubair bin Awwam radhiyallah ‘anhu), maka lahirlah pahlawan-pahlawan Islam besar dari tulang sulbinya (dua yang paling terkenal) yaitu shahabat Abdullah bin Zubair bin Awwam radhiyallahu anhumaa dan al-Imam Urwah bin Zubair bin Awwam rahimahullah seorang imam besar tabi’in salah seorang diantara tujuh ulama besar tabi’in yang berdiam di Madinah.

Demikian pula yang dilakukan oleh Ali bin Abi Thalib radhiyaallaahu ‘anhu, putera beliau bernama Muhammad al-Hanafiyah mengisahkan bahwa sejak kecil beliau dididik oleh ayahandanya tampil sebagai penempur demi memuliakan Islam dan melindungi kedua anak kesayangan, Hasan dan Husain radhiyallahu ‘anhumaa. Hasan dan Husain tidak diragukan lagi, adalah dua pemuda yang menjadi penghulu para pemuda di sorga (sebagiamana yang disampaikan oleh Rasul Muhammad shollallaahu ‘alaihi wa sallam). Sedangkan Muhammad al-Hanafiyah rahimahullah ketika dewasa menjadi ulama besar tabi’in dan jagoan perang yang mengalahkan pahlawanan pilihan dari Romawi Timur yang dikirim untuk menguji kehebatan kaum muslimin dihadapan Khalifah Mua’wiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu ‘anhumaa.

Dua kisah di atas hanyalah sepenggal perjalanan hidup yang dilakukan oleh shahabat (manusia-manusia terbaik umat Islam) yang didik langsung oleh penghulu umat manusia yaitu Rasul Muhammad shollallaahu ‘alaihi wa sallam. Mereka menumpahkan cita-cita mulia dunia dan akhirat kepada anak-anak keturunannya. Semua kebaikan dipotret dan dicopy-paste langsung ke dalam jiwa anak keturunan.

Jangan heran...
Apabila kita mendapatkan dari pernikahan para shahabat Rasul lahirlah ulama-ulama dan pejuang-pejuang Islam tangguh, yang menjadi generasi terbaik kedua setelah mereka…Bahkan Rasulpun memuji generasi Ini.

خير القرون قرني، ثم الذين يلونهم، ثم الذين يلونهم

Sebaik-baik manusia adalah generasiku (shahabat), kemudian generasi setelahnya (tabi’in) kemudian generasi setelhanya (tabi’ut tabi’in)
(HR. Bukhary)

Karena mereka mementingkan akhirat dan menomor dua-kan dunia, gagalkah kehidupan dunia mereka? Tidak, bagaimana mungkin gagal sedangkan mereka adalah orang-orang yang dicintai Allah. kisah hidup aktor yang kita bicarakan di atas:

Zubair bin Awwam radhiyallah ‘anhu adalah shahabat yang tanahnya ketika dijual (setelah beliau wafat) bernilai 1,9 juta dinar (satu dinar senilai +/- 2 juta rupiah).

Abdullah bin Zubair radhiyallahu ‘anhu adalah penguasa jazirah Arab dan Mesir serta Irak, dan beliau mati syahid dalam peperangan melawan penguasa dholim Hajaj bin Yusuf.

Al-Imam Urwah bin Zubair rahimahullah adalah ulama besar tabi’in yang kaya raya, salah satu kekayaannya adalah peternakan kuda Arab berjumlah sekitar 1000 ekor kuda (coba bayangkan kalau nilai satu ekor Arabian Horse menurut salah satu situs berita adalah “seharga satu mobil mewah” ada yang menyebut angka 3 milyar)..!!!

Sedangkan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu adalah salah seorang khulafa’ur rasyidin, yang menguasai dunia Islam di waktu itu

Hasan bin Ali radhiyallahu ’anhu adalah seorang ahli ibadah yang kaya raya. Muhammad bin Sirin rahimahullah menyampaikan bahwa Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhu biasa memberi shadaqah kepada orang lain senilai 10.000 dinar…!!!
Muhammad al-Hanafiyah rahimahullah adalah seorang ulama dan pejuang yang pernah mendapatkan tawaran dari Khalifah Abdul Malik bin Marwa
Bayi-bayi pun dibacok oleh Fir’aun

Dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa sebelum kelahiran Nabi Musa ‘alaihis salaam, Fir’aun memerintah pasukannya untuk membunuh semua bayi lelaki Bani Israil yang dilahirkan. Hal itu bertujuan untuk menghalangi kelahiran Nabi Musa yang diimpikan oleh Fir’aun sebagai anak yang menghancu leburkan kerajaannya.

Makar pertama yang dilakukan oleh Fir’aun ini gagal dan tidak bisa menahan kelahiran Nabi Musa. Meskipun akibat dari kebijakan konyolnya, telah terbunuh banyak bayi lelaki bani Israil yang tidak berdosa dan tidak ada urusannya dengan Nabi Musa, oleh tangan pasukan Fir’aun yang kejam.

Sesudah kedatangan dakwah Nabi Musa ‘alaihis salaam dan berbondong-bondong ahli sihir Fir’aun beriman kepadanya, Fir’aun memerintah pasukannya kembali menyembelih anak-anak lelaki yang dilahirkan oleh Bani Israil. Tujuannya untuk menghinakan Bani Israil dan mengecilkan jumlah pengikut Nabi Musa ‘alahis salaam.
Usaha kedua ini pun gagal, dan jumlah bani Israil semakin banyak. Sehingga ketika Nabi Musa hijrah menuju Kan’an (Palestina di masa kini) jumlah Bani Israil sekitar 670.000 (enam ratus tujuhpuluh ribu) lelaki dan wanita.
Dua kali makar kejam yang dilakukan oleh Fir’aun, diabadikan oleh Allah dalam firman-Nya:
Kaum Musa berkata: "Kami telah ditindas (oleh Fir'aun) sebelum kamu datang kepada Kami dan sesudah kamu datang.” Musa menjawab: "Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi(Nya), Maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu.”
(QS. al-A’raf: 129)

Anehnya, Nabi Musa ‘alaihis salaam justru memberi kabar gembira bahwa sesudah kekejaman Fir’aun itu, Allah pasti menghancurkan musuhNya dan menjadikan kaum yang lemah sebagai penguasa di muka bumi. Kenapa? Karena Allah yang Maha Bijaksana mengetahui bahwa perbuatan konyol Fir’aun dilakukan karena dia panik. Panik sebab dia tahu kekuasaannya pasti runtuh…..!!!

Oleh karena itu…
Mari kita pahami bahwa Fir’aun di manapun dan kapanpun dia hidup, pada waktu melihat kekuasaannya akan runtuh, dia sanggup melakukan apapun agar kekuasaannya langgeng. Bahkan perbuataan yang paling konyol dan aneh pun dia kerjakan. Perbuatan itu serupa dengan seseorang yang jatuh ke jurang, apapun dia pegang untuk menjaga agar badan tidak jatuh ke jurang. Meskipun itu hanya sejumput rerumputan yang tidak punya kekuataan, dia pegang rumput kecil itu untuk menjaga agar dirinya tidak terlempar ke jurang…!!!

Maka kalau anda tahu bahwa hari ini “si nganu” berencana menutup semua media sosial, itu belum seberapa…
*Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya*

Serangan gabungan yang dilakukan oleh koalisi kafir di hari ini, dalam usaha mereka memadamkan cahaya Islam merupakan ulangan peristiwa yang pernah menimpa Rasul Muhammad shollallaahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya radhiyallahu ‘anhum.

Kaum muslimin pernah dikepung dari segala penjuru plus mengalami tikaman pengkhianatan, ketika peristiwa perang Khandaq. Dimana kaum muslimin diserang dan dikepung oleh pasukan koalisi kafir Quraish dan musyrikin Arab, plus tikaman pengkhianat kaum Yahudi Bani Quraidhah yang tinggal di wilayah Madinah.
Peristiwa itu diabadikan oleh Allah dalam firman-Nya:

(Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam prasangka buruk.
(QS. al-Ahzab: 10)

Peristiwa perang Ahzab pun berulang kembali, meskipun dengan lakon yang berbeda tetapi obyeknya tetap sama yaitu kaum muslimin. Kalau dahulu koalisi kekafiran adalah kaum musyrikin Quraish dan suku-suku Arab Musyrik, maka hari ini pelakunya adalah kaum musyrik dari segala golongan baik yang berkulit hitam/kuning/putih, baik bermata lebar ataupun sipit. Apabila dahulu yang berkhianat dari barisan pertahanan Madinah adalah kaum Yahudi Bani Quraidhah, maka hari ini yang berkhianat adalah orang-orang yang mengaku muslim tetapi “cinta buta” kepada kaum kafir dan “benci mati” kepada Islam dan syariat Islam.

Sikap kaum muslimin

Sebagaimana berita koalisi kekafiran yang menyerbu umat Islam sudah diberitakan oleh Allah sejak 1400 an tahun yang lalu. Semua serangan musuh justru membuat kaum muslimin semakin sayang dan cinta kepada Islam. Mereka semakin yakin bahwa janji Allah dan Rasul-Nya adalah benar.

Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata : "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya.” Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan.
(QS. Ahzab: 22)

Kaum muslimin yakin bahwa kekalahan pasti ada pada pihak kekafiran dan angkara murka, cepat atau lambat. Sehebat apapun kekuatan kafir, mereka pasti tersingkir. Wis tho….!

Allah ta’ala memberitakan:
dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang Keadaan mereka penuh kejengkelan, (lagi) mereka tidak memperoleh Keuntungan apapun. dan Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan. dan adalah Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa. dan Dia menurunkan orang-orang ahli kitab (Bani Quraizhah) yang membantu golongan-golongan yang bersekutu dari benteng-benteng mereka, dan Dia memasukkan rasa takut ke dalam hati mereka.
(QS. ahzab: 25-26)

Ingatlah, kaum kafir dikumpulkan oleh uang dan kepentingan dunia. Tidak ada yang bisa menyenangkan mereka kecuali dua perkara itu. Sehingga ketika uang dan kepentingan dunia habis, tidak ada lagi yang bisa menyatukan mereka, bi idznillaah…

Mari bersabar menetapi Islam dan memperjuangkannya…Janji Allah nyata dan pasti…
Ujian berat adalah ciri khas ummat yang disayang Allah

Setiap musibah baik berupa penghinaan, penyerangan hingga pembunuhan yang menimpa umat Islam, merupakan ujian yang membentuk mereka menjadi pribadi yang tangguh. Ujian tersebut menghapuskan hukuman bagi kesalahan yang mereka lakukan di dunia.

Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda

إن أمتي أمة مرحومة ليس عليها في الآخرة حساب و لا عذاب إنما عذابها في القتل و الزلازل و الفتن

Sesungguhnya umatku ini (kaum muslimin) adalah umat yang disayangi (oleh Allah), tidak ada hisab dan siksa bagi mereka di akhirat. Akan tetapi ujian bagi mereka adalah pembunuhan, goncangan dan berbagai petaka (di dunia).
(HR. hakim, dishahihkan oleh adz-Dzahabi)

Berita yang disampaikan oleh Rasul tidak boleh disikapi dengan “menikmati” kekejaman musuh. Umat Islam bukanlah umat yang senang disakiti, mereka buka pula manusia yang mendapatkan kepuasan dengan menyakiti diri atau disakiti.

Bukan….itu bukan watak orang orang yang beriman.

Hadits Rasul shollallaahu ‘alaihi wa sallam di atas menegaskan bahwa umat Islam haruslah berisi manusia tangguh dan tidak cengeng. Tekanan yang dahsyat ditetapkan oleh Allah sebagai sarana membentuk manusia-manusia tangguh di akhir zaman.

Allah ta’ala menyampaikan tanda orang-orang yang beriman, bahwa mereka adalah orang-orang yang apabila didzalimi segera bangkit membela diri.

Yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman dan hanya kepada Tuhan mereka, mereka bertawakkal. ….dan (bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim mereka membela diri.
(QS. Asy-syuro: 36-39)

Generasi kita mungkin saja adalah generasi yang melihat keruntuhan seluruh Fir’aun masa kini…..

Toh masa kekuasaan para Fir’aun ini tidak akan lama…Bukankan Rasul menjanjikan pada setiap seratus tahun muncul seorang mujadid yang memuliakan agama Islam?

إن الله يبعث لهذه الأمة على رأس كل مائة سنة من يجدد لها دينها

Sesungguhnya Allah akan membangkitkan pada setiap penghujung seratus tahun, seseorang yang memperbaharui agama (untuk kemuliaan umat Islam).

(HR. Abu Daud, dishahihkan oleh al-Iraqy)

Hilangnya Kekhilafahan Turki Utsmani di tahun 1924 adalah titik nadir kemunduran Umat, masa itu sudah hampir berlangsung seratus tahun. Semakin berat ujian, maka masa kemuliaan semakin dekat… In syaallaah…

Pasang masa, pasang telinga, siapkan iman, siapkan badan dan segala sesuatunya….!
Masa kaum munafiq berkuasa

Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wa sallam pernah menyampaikan berita nubu’ah (prediksi masa depan) yang pasti terjadi. Beliau menyampaikan bahwa kaum muslimin akan dikuasai oleh kaum munafiqin penyembah hawa nafsu.

إنه سيخرج من أمتي أقوام يتجاري بهم تلك الأهواء كما يتجارى الكلب بصاحبه, لا يبقي منه عرق ولا مفصل إلا دخله

Sesungguhny akan keluar dari umatku berkeompok – kelompok manusia yang berkejar-kejaran dengan hawa nafsu, sebagaimana seekor anjing yang berkejar-kejaran dengan pemiliknya. (pada masa itu) tidak akan tersisa urat dan persendian umat kecuali mereka masuki.

(HR. Ahmad, hadits dishahihkan oleh Aiman Sya’ban)

Tidak main-main, Rasulullah shollallaah ‘alaihi wa sallam menyampaikan bahwa pada masa itu seluruh urat nadi dan persendian umat Islam tidak terkecuali, pasti mereka memasuki dan memberikan peran atau bahkan menguasainya.

Pada masa kaum munafiq berkuasa, orang-orang sholeh dimusuhi dan dituduh sebagai pengkhianat yang tidak tahu diri. Sedangkan orang-orang yang nyata-nyata berkhianat dan para pendusta justru dijadikan sebagai tokoh kepercayaan. Hal itu merupakan pengaruh langsung dari kekuasaan kaum munafiq yang telah mengungkung kehidupan umat Islam.

يكون أمام الدجال سنون خوادع, يكثر فيها المطر ويقل فيها النبت, و يكذب فيها الصادق و يصدق فيها الكاذب. و يؤتمن فيها الخائن و يخون فيها الأمين

Sebelum kedatangan Dajjal, akan muncul masa-masa penuh pengkhianatan. Para waktu itu banyak hujan akan tetapi tumbuhan semakin sedikit. Orang-orang yang jujur didustakan dan para pendusta justru dibenarkan ucapannya, para pengkhianat dijadikan tokoh kepercayaan dan orang-orang jujur ditunduh sebagai pengkhianat.

(HR. Abu Ya’la dan Al-Bazzar, dengan para perawi terpercaya)

Penguasaan media, kekuatan politik, kekayaan negara dan aparaturnya, menjadikan kaum munafiqin pada masa itu mampu membolak-balik fakta. Dengan segala rekayasa, kejahatan besar kaum munafiq tidak terlihat oleh masyarakat. Dan dengan rekayasa pula, orang-orang sholeh ditampilkan sebagai sosok penjahat (meskipun kesalahan mereka remeh, itupun kalau ada. Bahkan bisa jadi itu hanya cerita dusta yang diyakini kebenarannya).

Sampai kapan keadaan ini menimpa umat Islam? Akan terjadi selamanya? Jawabnya, dengan izin Allah ta’ala tidak akan selamanya. Dan kalau pun paling lama, maka mereka pasti jatuh bersama dengan kebinasaan Dajjal, si raja kesesatan dunia.

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan kepada umat Islam, Siapapun yang bersabar menetapi agamanya, maka pahalanya lima puluh kali pahala shahabat radhiyallahu ‘anhum…
Ujian membelah ummat Islam menjadi dua kelompok besar
Ujian yang menimpa ummat Islam akan membelah ummat Islam menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok kaum muslimin yang setia dengan islam dan kelompok orang orang munafiq. Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan:
ثم فتنة الدهيماء ، لا تدع أحدا من هذه الأمة إلا لطمته لطمة ، فإذا قيل : انقضت . تمادت ، يصبح الرجل فيها مؤمنا ويمسي كافرا حتى يصير الناس إلى فسطاطين : فسطاط إيمان لا نفاق فيه ، وفسطاط نفاق لا إيمان فيه ، فإذا كان ذلكم فانتظروا الدجال من يومه أو من غده
Kemudian muncullah fitnah duhaima’ (bencana kegelapan), yang tidak membiarkan setiap umat islam kecuali ditampar dengan tamparan yang keras. Apabila dikatakan selesai, maka bencana ini semakin panjang. Akhirnya seorang lelaki pagi hari dalam keadaan mukmin, sore hari menjadi kafir. Sehingga (umat islam) terbelah menjadi dua kelompok besar: kelompok orang yang beriman yang tidak ada kemunafikan sedikitpun dan kelompok munafiq yang tidak punya keimanan sedikitpun. Apabila itu telah terjadi, maka tunggulah kedatangan Dajjal hari itu atau keesokan harinya.
(HR. Abu Daud, hadits shahih)
Kemunculan kelompok pertama yaitu kaum muslimin yang setia dengan islam adalah hasil dari berbagai ujian berat, penghinaan, penangkapan, penyiksaan dan bahkan hingga pembunuhan/pembantaian. Tekanan yang menimpa mereka semakin menaikkan keikhlasan, ketaqwaan dan keberanaian dalam membela Islam.
Sedangkan kelompok kedua yaitu kaum munafiq adalah hasil dari terjerumusnya mereka dalam keseangan duniawi. Mereka tampil menjadi manusia-manusia pemburu syahwat, dimana ada uang di tempat itulah mereka berada. Bersatu membela yang punya uang, itulah yang cocok untuk diberikan kepada kaum munafiq. Apalagi didukung oleh kekayaan dan kemewahan yang dimiliki oleh musuh Islam, membuat kelompok munafiq ini silau kemudian menyerahkan kesetiaan kepada musuh Islam.
Ujung dari perpecahan ini adalah kedatangan Dajjal, dimana seluruh kaum munafiq bergabung dengan Dajjal. Dan dihancurkan oleh Allah dengan kehancuran Dajjal.
Apakah ujian-ujian berat hari ini yang menimpa ummat Islam merupakan awal dari Fitnah Duhaima’ sebagaimaan yang disebut oleh Rasul…?
Monggo bersiap-siap…bergabunglah dengan perahu besar kaum muslimin yang setia dengan Islam…maka kita pasti selamat…
Jangan tolah-toleh kepada kelompok penjual agama…anda pasti celaka !!!
*Umat pilihan*



Ketika Allah ta’ala mencintai suatu kaum, maka pasti dihamparkan di hadapan kaum itu berbagai gesekan untuk memunculkan cahaya dan kilau indahnya. Sebagaimana intan permata muncul sebagai perhiasan yang sangat indah setelah dibentuk dengan gesekan, sehingga muncul goresan indah di permukaannya.

إذا أحَبَّ اللّه قوما ابتلاهم فمن صبر فله الصبرُ ومن جزع فله الجزعُ
_Sesungguhnya apabila Allah mencintai suatu kaum, maka Allah hadapkan kaum itu dengan ujian. Sehingga, siapapun yang bersabar maka dia mendapatkan pahala kesabaran. Dan barangsiapa yang putus asa, maka dia mendapatkan dosa keputusasaan._
(HR. Tirmidzi dan dihasankan oleh beliau)

Demikian pula umat Islam yang merupakan ummat pilihan Allah, dengan berbagai ujian itu berjatuhanlah manusia manusia buruk yang lebih memilih dunia daripada kesetiaannya terhadap Islam. sebagaimana Allah firmankan:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ

_dan Sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu._
(QS. Muhammad: 31)

Ujian yang Allah tetapkan sebagia bagian untuk memilah manakah manusia yang benar-benar berjuang untuk meninggikan kalimat Allah dan manakah orang orang yang hanya berpura-pura saja bergabung dengan barisan kaum muslimin.

*Sikap kaum muslimin terhadap ujian*

Kaum muslimin diperintahkan oleh Allah untuk bersabar dalam menghadapi ujian. Sabar bukan berarti diam saja menerima kehinaan yang ditimpakan oleh musuh. Sebab seorang muslim memiliki harga diri yang mulia, apalagi kehormatan agamanya. Seorang muslim memandang kehinaan di hadapan musuh Allah bagaian kekafiran. Sebagaimana disampaikan oleh Imam asy-Syafi’i rahimahullah:

أنا إن عشت لست أعدم قوتا و إذا مت لست أعدم قبرا
همتي همة الملوك و نفسي نفس حر تري المذلة كفرا
_Kalau aku hidup maka aku tidak akan kekurangan makan_
_Kalaupun aku mati, maka aku tidak akan kekurangan kuburan_
*Semangatku adalah semangat para raja*
*Jiwaku adalah jiwa merdeka yang memandang kehinaan bagaikan kekufuran*

Sabar yang dimaksud adalah pengertian sabar sebagaimana yang disampaikan oleh imam ibnul Qoyyim al-jauziyyah rahimahullah:
- Sabar adalah menahan jiwa agar tidak perputusasa (kepada rahmat Allah)
- Sabar adalah menahan lisan agar tidak berkeluh kesah (kepada segala ujian)
- Sabar adalah menahan anggota badan agar tidak (melanggar aturan Allah)

Dan sebagaiman yang disampaikan oleh imam Ibnul Qoyyim itulah sabar yang merupakan kunci kesuksesan kaum muslimin. Allah ta’ala berfirman:

_dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami._
(QS. as-Sajdah: 24)

Kepada jiwa-jiwa muslim yang merdeka dan tidak terikat apapun kecuali dengan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, selamat berjuang dan bersabar…

Kemenangan adalah kesabaran sesaat saja, in syaallaah..

@Suryowijayan Yogyakarta yang berhati Nyaman
m yang terikat dengan agamanya, kebaikan, kejujuran, keikhlasan dan segenap akhlaq baik selalu terjaga. Meskipun sikap itu menghilangkan keuntungan besar duniawi.

*Kewajiban pemimpin untuk patuh pada aturan Allah*

🍀🍀🍀

Lebih-lebih lagi, apabila urusan yang dihadapi oleh seorang muslim yang berkedudukan sebagai kepala negara atau kepala pemerintahan. Ketaatannya terhadap aturan Allah sangat dituntun yang apabila tidak dipenuhi, maka ancaman Allah sangat berat berupa siksa yang pedih. Allah ta’ala mengingatkan setiap muslim dengan firman yang Dia sampaikan kepada nabi Daud ‘alaihis salaam:

_Hai Daud, Sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, Maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan._
(QS. shad: 26)

Maka seorang muslim yang menjadi kepala negera atau pemerintah sangat berhati-hati terkait dengan segala urusan. Tersebutlah bahwa suatu hari Amirul Mukminin Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu berjalan-jalan dan melihat kawanan onta yang berjumlah banyak dan gemuk-gemuk sedang memakan rumput di tanah yang diperuntukkan bagi kaum muslimin untuk menggembala. Umar bertanya milik siapakah onta-onta itu dan dijawab bahwa kawanan onta itu milik Abdullah bin Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhumaa, putra beliau sendiri. Demi mendengar jawaban itu, beliau segara perintahkan agar kawanan onta itu dimasukkan sebagai harta baitul mal kaum muslimin (milik umum). Sikap itu beliau ambil karena khawatir, apabila Abdullah bin Umar mendapatkan kemudahan fasilitas negara karena dia adalah anak dari Khalifah….!!

Demikianlah, kepala negara kaum muslimin. Bagaimana dengan kepala negara anda….? Pikir dan silahkan nikmati…!

@Suryowijayan Yogyakarta yang berhati Nyaman
*Allah adalah segalanya*

🍀🍀🍀

Allah ta’ala berfirman:
_dan apa saja yang diberikan kepada kamu, Maka itu adalah ke- nikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka Apakah kamu tidak memahaminya?_
(QS. al-Qashash: 60)

Seorang muslim meyakini dan menjadi saksi bahwa pilihan Allah adalah pilihan terbaik, maka seluruh pendapat atau sikap dan keyakinan yang bertentangan dengan ajaran Allah dijauhi oleh seorang muslim. Sikap setia terhadap Allah dan ajaran-Nya tetap diambil oleh seorang muslim, meskipun perkara yang bertentangan dengan ajaran Allah lebih disukai oleh hawa nafsunya.

Seorang shahabat Rasul bernama Rafi bin Khadij radhiyallahu ‘anhu menyampaikan pada suatu hari datang seorang lelaki dari anak pamannya yang menyampaikan bahwa Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wa sallam telah melarang kita perbuatan yang sangat bermanfaat (bagi kaum Ansar yang berkerja sebagai petani yaitu) muhaqalah (menjual barter biji di tangkai dengan biji yang serupa). Sedangkan para kaum Anshar mungkin bahkan telah turun temurun menggunakan tata cara tersebut untuk mengambil keuntungan dalam bercocok tanam. Para shahabat Anshar dengan patuh meninggakkan kebiasaan yang bagi mereka menguntungkan tersebut, sebab telah dilarang oleh ajaran Allah. Rafi’ bin Khadij menyampaikan:
وَطَوَاعِيَةُ اللَّهِ وَرَسُولِهِ أَنْفَعُ لَنَا
_Dan rupanya ketaatan kami kepada Allah dan Rasul-Nya jauh lebih bermanfaat._
(HR. Bukhari)

*Terkadang seorang muslim didesak oleh keadaan, sehingga dia harus memilih.*

Ketika Dua pilihan yang masing-masing memiliki keuntungan dan kerugian, dan tidak ada pilihan lain selain kedua pilihan itu. Sebagai hamba Allah yang baik, seorang muslim tetaplah memilih keuntungan di sisi Allah yang sangat besar (meskipun itu datang di akhirat) dan siap menanggung kerugian dunia (yang hakekatnya lebih kecil dan sederhana dibanding dengan nikmat Akhirat). Prinsip tersebut, adalah perkara yang menjadikan seorang muslim tetap menjadi manusia berbudi dalam semua keadaan.

Tersebutlah bahwa al-Imam Muhammad bin Sirin rahimahullah membeli parfum cair seharga 40 ribu dirham (lebih kurang seharga 8 milyar rupaih). Ketika parfum itu telah di dapat dan dibawa ke rumah, rupanya di dalam cairan parfum tersebut ada bangkai tikus. (Karena bangkai tikus adalah najis dan tidak mungkin dipisah dari cairan yang tercampur dengannya, sehingga cairan parfum itupun dihukumi menjadi najis seluruhnya dan tidak boleh diperjual belikan). Maka kemudian Muhammad bin Sirrin menuangkan seluruh cairan parfum itu, dibuang. Sehingga beliau harus berhutang dan ditahan karena tidak sanggup mengembalikan hutang. Beliau lebih memilih rugi di dunia dari pada rugi besar di akhirat.

*Dengan islam, seorang manusia menjadi pribadi yang baik dalam semua keadaan….*

🍀🍀🍀


Bagaimana tidak…?

Sedangkan nabi Muhammad shollallaahu ‘alaihi wa sallam menuntut hawa nafsu manusia pun harus tunduk kepada ajaran Allah ta’ala. Beliau bersabda:

*لا يؤمن أحدكم حتى يكون هواه تبعا لما جئت به

_Tidak beriman salah seorang diantara kalian sehingga, hawa nafsunya tunduk mengikuti ajaran yang aku bawa._
(HR. Hakim, hadits shahih)

Oleh karenanya, seorang muslim apapun kedudukannya (kepala negara, juragan, pedagang, guru de el el) tidak sudi menjadi pengikut hawa nafsu dengan meninggalkan ajaran Allah.

Dikisahkan bahwa Imam Abu Hanifah rahimahullah pernah mengirim sebanyak 70 bal kain ke negeri Mesir. Beliau menitipkan barang itu kepada seorang lelaki bernama al-Bisyr, sembari mengingatkan bahwa adalah satu bal kain itu yang memiliki cacat dan harus diberitahukan kepada yang membeli. Beberapa waktu kemudian al-Bisyr datang dengan membawa uang sebanyak 3000 dinar ( yaa kira-kira 6 milyar rupiah) kepada imam Abu Hanifah. Begitu mendapatkan uang itu, beliau bertanya kepada al-Bisyr apakah dia sudah menyampaikan cacat salah satu kain dibeli. Dan rupanya al-Bisyr lupa tidak menyampaikan, maka imam Abu Hanifah memerintahkan agar uang sebanyak 3000 dinar itu disadaqahkan seluruhnya tanpa tersisa…..!!!

Demikianlah ahlaq seorang musli
*Hanya ada satu jalan hidup*

🕋🕋🕋

Allah ta’ala (Tuhan yang kita cintai) rupanya kebijaksanaan-Nya menetapkan bahwa Dia tidak mau diduakan oleh manusia dalam segala urusan, tuntutan-Nya hanya satu: ESA-kan Allah dalam semua perkara. Demikianlah hak Allah yang harus dipenuhi oleh setiap manusia, jangan duakan Allah.

Dalam urusan kebenaran, Allah menetapkan bahwa yang benar hanyalah ajaran dan aturan-Nya. Seluruh ajaran atau aturan yang bertentangan dengan ajaran-Nya maka pasti salah. Allah ta’ala menyampaikan:

_Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui_
(QS. al-Jatsiyah: 18)

Bagi Allah ta’ala, peraturan yang benar hanyalah syari’at-Nya. Sedangkan semua peraturan yang dirancang oleh ribuan ahli hukum dan digagas oleh ribuan cendikiawan sekalipun, apabila bertentangan dengan Islam maka itu semua adalah hawa nafsu manusia yang tidak mendatangkan manfaat di sisi-Nya.

Sehingga keluarga sakinah yang diridhai Allah, hanyalah keluarga yang Islami…

Sehingga lembaga pendidikan yang menghasilkan murid-murid cerdas dan bertaqwa hanyalah lembaga pendidikan yang Islami…

Sehingga bisnis yang berbarakah yang mendatangkan pendapatan halal lagi thoyyib, hanyalah bisnis yang dijalankan sesuai ajaran Islam…

Ukuran tersebut, Allah ta’ala yang menetapkan…

Bahkan….

*Dalam menetapkan putusan suatu perkara, Allah pun menetapkan bahwa putusan yang sesuai dengan ajaran-Nya yang benar.*

🕌🕌🕌

Sedangkan putusan apapun yang bertentangan dengan ajaran-Nya adalah buruk dan menjauhkan manusia dari ridha-Nya. Allah ta’ala berfirman:

_Hai Daud, Sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan haq dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan_
(QS. Shad: 26)

Allah ta’ala memerintahkan raja yang penuh kasih dan bijaksana yaitu Raja Daud ‘alaihis salaam untuk turun langsung memutuskan permasalahan manusia. Dan secara tegas Allah ta’ala perintahkan beliau untuk memutuskan semua perkara sesuai dengan kebenaran ajaran Allah, apabila tidak maka dihitung menyeleweng.

Bagaimana dengan kita…?

*Mari belajar menjadi orang baik di sisi Allah…*

@ Suryowiyajan Yogyakarta yang berhati nyaman.
See more posts

View in Telegram