Keharmonisan Ahlul bait dan Sahabat Nabi

Menyingkap syubhat terhadap sejarah, dan bijaksana dalam menyikapi polemik sbgaimana Ahlul bait dan Salafus Sholeh….

View in Telegram

Recent Posts


Kedua- mereka yang bermain-main dan bersuka cita serta menjadikan hari tersebut sebagai hari raya. Tujuan mereka adalah menampakkan kesenangan dan kebahagiaan dengan terbunuhnya Husain. Dengan hal tersebut, mereka lebih berbuat kemaksiatan dan dosa, bahkan perbuatan mereka termasuk dosa terbesar setelah kesyirikan. Karena membunuh jiwa adalah dosa terbesar setelah kesyirikan. Bagaimana dengan terbunuhnya penghulu kaum beriman dan keharuman penghulu dua alam shallallahu ‘alaihi wasallam. Gembira dengan musibah tersebut dan mengeksperesikan suka cita dengannya sangat diharamkan. Derajatnya sama dengan maksiat dalam hal dosanya. Bahkan telah datang dari Imam Ahmad bahwa dia telah kafir. Ahlussunnah telah bersepakat bahwa membenci Husain dan merasa senang dengan musibahnya adalah dosa besar, yang dikhawatirkan mengakibatkan su’ul khotimah. Dan karena bersuka cita dengan hal itu menyakiti kakeknya shallallahu ‘alaihi wasallam, Ali, Hasan, Husain dan az-Zahra’ radhiyallahu ‘anhum. Dan Allah SWT telah berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, Allah telah mengutuk mereka.” Dan telah datang hadits, “Allah sangat murka kepada orang yang menyakitiku melalui keluargaku.” Telah datang pula, “Barangsiapa yang senang ditunda ajalnya dan diberi kesenangan dengan kenikmatan Allah, maka berlakulah kepada keluargaku sesudahku dengan perlakuan yang baik. Barangsiapa yang berlaku tidak baik kepada mereka, maka umurnya akan dipotong dan datang kepadaku pada hari kiamat dengan wajah hitam muram.”

Maka dapat disimpulkan, bahwa membelanjakan harta pada orang-orang yang melakukan kehinaan ini, sangat diharamkan dan mengambil harta tersebut, termasuk makan harta manusia dengan cara yang batil.” (As-Sayyid Abdurrahman bin Muhammad bin Husain bin Umar al-Masyhur Ba-‘Alwi, mufti negeri Hadhramaut, Bughyatul Mustarsyidin, hal. 298).

Wallahu a’lam.
🔘🔘🔴🟢🔴🔘🔘
🔴🔴🔴Acara Asyuro versi Syiah dalam pandangan Ulama & Habaib Hadramaut.

Sebagaimana dimaklumi, bahwa pada hari Asyura, tanggal 10 Muharram, kaum Syiah biasanya mengadakan ritual meratapi kesyahidan Sayyidina Husain bin Ali, ‘alaihimassalam, dengan memukul-mukul dada & menampar pipi serta berteriak dengan ratapan Ya Husain. Bahkan di Indonesia beberapa tahun yang lalu, ritual ini dilakukan di dalam sebuah gedung Gereja di Lawang Malang, Na'udzubillah min dzaalik...
Ritual semacam ini dihukumi bid’ah dholalah dan sangat diharamkan dalam agama, sebagaimana telah difatwakan oleh Al-Imam As-Sayyid Abdullah bin Umar bin Abi Bakar bin Yahya Ba-‘Alwi, dari Hadhramaut, seorang ulama besar dan guru dari pada para ulama dizamannya termasuk Alhabib Ahmad bin Muhammad Al-Muhdor (Guwereh) dan beliau juga mufti besar madzhab Syafi’i yang hidup pada abad 19 Hijriah di Hadramaut. Berikut teks fatwa beliau yang dicatat dalam kitab Bughyah al-Mustarsyidin, karya ulama besar As-Sayyid Alhabib Abdurrahman al-Masyhur Ba-‘Alwi (penyusun kitab fenomenal "Sullamut Taufiq" & Qasidah terkenal "Ya Arhamar Rohimin" )


(مسألة: ي): العمل بيا حسين في جهة الهند وجاوه المفعول يوم عاشوراء أو قبله أو بعده بدعة مذمومة شديدة التحريم، وفاعلوه فساق وضلال، متشبهون بالرافضة والناصبة، إذ الفاعلون لذلك قسمان: قسم ينوحوون ويندبون ويظهرون الحزن والجزع بتغيير لباس أو ترك لبس معتاد، فهم عصاة بذلك لحرمة هذه الأشياء، بل بعضها من الكبائر وفاعلها فاسق، وورد إن الميت ليعذب ببكاء أهله، وأنه يتأذى من ذلك، فانظر لهؤلاء الجهال الحمقى يريدون تعظيم الحسين سبط رسول الله بما يتأذى به، ويكون خصمهم به عند الله تعالى، بل الذي ينبغي لمن ذكر مصاب الحسين رضي الله عنه ذلك اليوم أن يشتغل بالاسترجاع، امتثالاً للأمر، وإحرازاً للأجر، وما أصيب به السبط يوم عاشوراء إنما هو الشهادة الدالة على مزيد حظوته ورفعة درجته عند ربه، وقسم يلعبون ويفرحون ويتخذونه عيداً وقصدهم إظهار الفرح والسرور بمقتل الحسين، فهم بذلك أشدّ عصياناً وإثماً، بل فعلهم هذا من أكبر الكبائر بعد الشرك، إذ قتل النفس أكبر الكبائر بعد الشرك، فكيف بقتل سيد المؤمنين ريحانة سيد الكونين ؟ والفرح بالمعصية وإظهار السرور بها شديد التحريم، ومرتبته كالمعصية في الإثم، بل جاء عن الإمام أحمد أنه كفر، وقد اتفق أهل السنة أن بغض الحسين والفرح بمصابه كبيرة يخشى منها سوء الخاتمة، ولأن الفرج بذلك يؤذي جدّه عليه الصلاة والسلام وعلياً والحسنين والزهراء رضوان الله عليهم، وقد قال تعالى: {إن الذين يؤذون الله ورسوله لعنهم الله} الآية. وورد: “اشتدّ غضب الله لمن آذاني في عترتي” . وورد أيضاً: “من أحب أن ينسأ له في أجله وأن يمتع بما خوّله الله تعالى فليخلفني في أهلي خلافة حسنة، فمن لم يخلفني فيهم بتر عمره وورد عليَّ يوم القيامة مسودّاً وجهه” ، فعلم أن إنفاق المال على العاملين لهذه المخازي شديد التحريم وأخذه من أكل أموال الناس بالباطل.

“(Masalah, ي). Tradisi ritual Ya Husain di daerah India dan Jawa yang dilakukan pada hari Asyura, atau sebelumnya, atau sesudahnya, adalah bid’ah tercela yang sangat diharamkan. Pelakunya adalah orang² fasiq, sesat dan menyerupai kaum Syiah Rofidhoh dan Nashibi. Karena orang yang melakukan hal tersebut ada dua kelompok.

Pertama - mereka yang meratapi dan menampakkan kesusahan dan kesedihan dengan merubah pakaian atau meninggalkan pakaian yang menjadi kebiasaan. Mereka adalah orang² yang melakukan kemaksiatan dengan hal tersebut, karena keharaman hal² tersebut, dan bahkan sebagian termasuk dosa besar. Pelakunya adalah seorang yang fasiq. Dan telah datang suatu hadits, “Sesungguhnya mayit akan disiksa oleh Allah sebab tangisan keluarganya, dan ia merasa tersiksa dengannya.” Lihatlah orang² bodoh dan dungu tersebut, bermaksud mengagungkan Husain, cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dengan cara menyakiti beliau dan beliau akan menjadi musuh mereka di sisi Allah ta’ala. Justru sesuatu yang dianjurkan bagi orang yang mengingat musibah Husain radhiyallahu ‘anhu pada hari tersebut, adalah menyibukkan diri dengan istirja’ (mengucapkan inna lillaahi wainna ilaihi roji’un), karena melaksanakan perintah Allah dan mencari pahala. Apa yang menimpa cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada hari Asyura adalah kesyahidan yang menunjukkan atas peningkatan kedudukannya dan ketinggian derajatnya di sisi Tuhannya.

🔜
DANGER
Kutukan Bagi Orang Yg Menghina Sahabat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa alihi wasohbihi wasallam ⛔️
⚫️Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz ⚫️
📝Benarkah Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Ali Bermusuhan?

Mengungkap Sejarah berdasarkan fakta-fakta yang terjadi di antara Sahabat Nabi dan Ahlul Bait Nabi Setelah Wafatnya Nabi Muhammad SAW. Diantara fakta-fakta tersebut salah satunya adalah bahwa selama 6 bulan, Sayyidina Ali tidak memberikan bai'at kepada Sayyidina Abu Bakar Shiddiq sebagai Khalifah. Ada Apa Gerangan? Dari Sini Mulai ada suara -suara sumbang dari orang yang mengkaji sejarah dengan su'udzon bukan khusnudzon. Mereka ada yang membela Ahlul bait Nabi dengan cara menghina Sahabat Nabi, dan sebaliknya ada pula yang menbela sahabat Nabi dengan cara menghina Ahlul bait Nabi. Inilah RACUN-RACUN PEMIKIRAN yang disebarluaskan kelompok-kelompok tertentu sampai zaman Sekarang.

Sikap Ahlussunnah Wal Jama'ah tidak mudah menghina menyikapi persoalan besar tersebut. Lalu bagaimana sikap Ahlussunnah Wal Jama'ah menyikapi persoalan tersebut?
Simaklah penjelasan lengkap dari Imam Besar FPI Habib Muhammad Rizieq Syihab Lc. MA. DPMSS

Video : https://www.youtube.com/watch?v=RhFsoKem7Hk

download mp3  : http://goo.gl/XK9iPF


join channel Telegram Resmi Ceramah Habib Rizieq di telegram.me/ceramahhabibrizieq

Sebarkan.. 
Faedah nan berharga 💎💎💎


فحرموا ما أجمع المسلمون على ندبه، وهو السفر لزيارة قبر رسول الله صلى الله عليه وسلم، وخالفوهم فيما ذكر وغيره
Mereka mengharamkan hal-hal yang telah disepakati oleh orang-orang Islam sebagai sebuah kesunnahan, yaitu bepergian untuk menziarahi makam Rasulullah Saw. serta berselisih dalam kesepakatan-kesepakatan lainnya.


قال ابن تيمية في فتاويه: وإذا سافر لاعتقاد أنها أي زيارة قبر النبي صلى الله عليه وسلم طاعة، كان ذلك محرما بإجماع المسلمين، فصار التحريم من الأمر المقطوع به
Ibnu Taimiyah menyatakan dalam Fatawa-nya: "Jika seseorang bepergian dengan berkeyakinan bahwasanya mengunjungi makam Nabi Saw. sebagai sebuah bentuk ketaatan, maka perbuatan tersebut hukumnya haram dengan disepakati oleh umat Muslim. Maka keharaman tersebut termasuk perkara yang harus ditinggalkan."

قال العلامة الشيخ محمد بخيت الحنفي المطيعي في رسالته المسماة تطهير الفؤاد من دنس الإعتقاد: وهذا الفريق قد ابتلي المسلمون بكثير منهم سلفا وخلفا، فكانوا وصمة وثلمة في المسلمين وعضوا فاسدا
Al-'Allamah Syaikh Muhammad Bakhit al-Hanafi al-Muth'i menyatakan dalam kitabnya Thathhir al-Fuad min Danas al-I'tiqad (Pembersihan Hati dari Kotoran Keyakinan) bahwa: "Kelompok ini sungguh menjadi cobaan berat bagi umat Muslim, baik salaf maupun khalaf. Mereka adalah duri dalam daging (musuh dalam selimut) yang hanya merusak keutuhan Islam."

يجب قطعه حتى لا يعدى الباقي، فهو كالمجذوم يجب الفرار منهم، فإنهم فريق يلعبون بدينهم يذمون العلماء سلفا وخلفا
Maka wajib menanggalkan/menjauhi (penyebaran) ajaran mereka agar yang lain tidak tertular. Mereka laksana penyandang lepra yang mesti dijauhi. Mereka adalah kelompok yang mempermainkan agama mereka. Hanya bisa menghina para ulama, baik salaf maupun khalaf

ويقولون: إنهم غير معصومين فلا ينبغي تقليدهم، لا فرق في ذلك بين الأحياء والأموات يطعنون عليهم ويلقون الشبهات، ويذرونها في عيون بصائر الضعفاء، لتعمى أبصارهم عن عيوب هؤلاء
Mereka menyatakan: "Para ulama bukanlah orang-orang yang terbebas dari dosa, maka tidaklah layak mengikuti mereka, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal." Mereka menyebarkan (pandangan/asumsi) ini pada orang-orang bodoh agar tidak dapat mendeteksi kebodohan mereka

ويقصدون بذلك إلقاء العداوة والبغضاء، بحلولهم الجو ويسعون في الأرض فسادا، يقولون على الله الكذب وهم يعلمون، يزعمون أنهم قائمون بالأمر بالمعروف والنهي عن المنكر، حاضون الناس على اتباع الشرع واجتناب البدع، والله يشهد إنهم لكاذبون.
Maksud dari propaganda ini adalah munculnya permusuhan dan kericuhan. Dengan penguasaan atas jaringan teknologi, mereka membuat kerusakan di muka bumi. Mereka menyebarkan kebohongan mengenai Allah, padahal mereka menyadari kebohongan tersebut. Menganggap dirinya melaksanakan amar makruf nahi munkar, merecoki masyarakat dengan mengajak untuk mengikuti ajaran-ajaran syariat dan menjauhi kebid'ahan. Padahal Allah Maha Mengetahui, bahwa mereka berbohong.

📝📝📝
@Keharmonisan_AHLULBAITdanSAHABAT
Wahabi
dalam kacamata Pendiri NU

📌Ulama Besar Indonesia, Pendiri NU Hadlratusy Syaikh KH. Hasyim Asy'ari sejak semula telah memberikan peringatan kepada umat Islam terkait kemunculan dan penyimpangan kelompok Wahabi. Beliau jelaskan pada pasal khusus didalam kitab monumentalnya yaitu Risalah Ahlussunnah wal Jama'ah.


Berikut teks penjelaskan Hadlratusy Syaikh KH. Hasyim Asy'ari dalam kitab karya beliau
رِسَالَةُ أَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ
( Risalatu Ahlissunnah wal Jama'ah) :


فصل: في بيان تمسك أهل جاوى بمذهب أهل السنة والجماعة، وبيان ابتداء ظهور البدع وانتشارها في أرض جاوى، وبيان أنواع المبتدعين في هذا الزمان
Pasal : Menjelaskan Penduduk Jawa Berpegang kepada Madzhab Ahlusunnah wal Jama'ah dan Awal Kemunculan Bid'ah dan Meluasnya di Jawa serta Macam-macam Ahli Bid'ah di Zaman ini

قد كان مسلموا الأقطار الجاوية في الأزمان السالفة الخالية متفقي الآراء والمذهب ومتحدي المأخذ والمشرب، فكلهم في الفقه على المذهب النفيس مذهب الإمام محمد بن إدريس، وفي أصول الدين على مذهب الإمام أبي الحسن الأشعري، وفي التصوف على مذهب الإمام الغزالي والإمام أبي الحسن الشاذلي رضي الله عنهم أجمعين
Umat Islam yang mendiami wilayah Jawa sejak zaman dahulu telah bersepakat dan menyatu dalam pandangan keagamaannya. Di bidang fiqh, mereka berpegang kepada madzhab Imam Syafi'i, di bidang ushuluddin berpegang kepada madzhab Abu al-Hasan al-Asy'ari, dan di bidang tasawwuf berpegang kepada madzhab Abu Hamid al-Ghazali dan Abu al-Hasan asy-Syadzili, semoga Allah meridhai mereka semua.

ثم إنه حدث في عام الف وثلاثمائة وثلاثين أحزاب متنوعة وآراء متدافعة وأقوال متضاربة، ورجال متجاذبة، فمنهم سلفيون قائمون على ما عليه أسلافهم من التمذهب بالمذهب المعين والتمسك بالكتب المعتبرة المتداولة، ومحبة أهل البيت والأولياء والصالحين، والتبرك بهم أحياء وأمواتا، وزيارة القبور وتلقين الميت والصدقة عنه واعتقاد الشفاعة ونفع الدعاء والتوسل وغير ذلك.
Kemudian pada tahun 1330 H timbul berbagai pendapat yang saling bertentangan, isu yang bertebaran dan pertikaian di kalangan para pemimpin. Diantara mereka ada yang berafiliasi pada kelompok Salafiyyin yang memegang teguh tradisi para tokoh pendahulu. Mereka bermadzhab kepada satu madzhab tertentu dan berpegang teguh kitab-kitab mu'tabar, kecintaan terhadap Ahlul Bait Nabi, para wali dan orang-orang salih. Selain itu juga tabarruk dengan mereka baik ketika masih hidup atau setelah wafat, ziarah kubur, mentalqin mayit, bersedekah untuk mayit, meyakini syafaat, manfaat doa dan tawassul serta lain sebagainya

ومنهم فرقة يتبعون رأي محمد عبده ورشيد رضا، ويأخذون من بدعة محمد بن عبد الوهاب النجدي، وأحمد بن تيمية وتلميذيه ابن القيم وعبد الهادي
Diantara mereka (sekte yang muncul pada kisaran tahun 1330 H.), terdapat juga kelompok yang mengikuti pemikiran Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha. Mereka melaksanakan kebid'ahan Muhammad bin Abdul Wahhab an-Najdi, Ahmad bin Taimiyah serta kedua muridnya, Ibnul Qoyyim dan Abdul Hadi.

🔜

🔟 Bertabarruk dengan benda mati

Bertabarruk terkadang bisa dilakukan dengan benda mati yang pernah dipakai atau disentuh orang saleh sebagaimana kisah Bani Israil. Mereka selalu menang dalam peperangan berkat tabut di tangan mereka. Hal ini dijelaskan Ibnu Katsir dalam kitabnya al-Bidayah wan-Nihayah juz 2 hal 6 (5):

قَالَ اِبْنُ جَرِيْر : وَكَانُوا إِذَا قَاتَلُوا أَحَدًا مِنَ اْلاَعْدَاءِ يَكُوْنُ مَعَهُمْ تَابُوْتُ اْلمِيْثَاقِ الَّذِي كَانَ فِي قُبَّةِ الزَّمَانِ كَمَا تَقَدَّمَ ذِكْرُهُ فَكَانُوا يُنْصَرُوْنَ بِبَرَكَتِهِ وَبِمَا جَعَلَ اللهُ فِيْهِ مِنَ السَّكِيْنَةِ وَاْلبَقِيَّةِ مِمَّا تَرَكَ آلُ مُوْسَى وَآلُ هَارُوْنَ

Berkata Imam Ibnu Jarir: " Jika berperang dengan para musuhnya, Bani Israil selalu membawa tabut yang ada di qubah zaman. Mereka selalu mendapat pertolongan dan kemenangan berkat Tabut itu dan dengan apa yang Allah jadikan di dalamnya berupa ketentraman dan warisan yang ditinggalkan oleh keluarga Musa  dan keluarga Harun."

Tabut tersebut berisi gambar-gambar para Nabi dan benda-benda peninggalan mereka, diantaranya tongkat Nabi Musa sebagaimana disebutkan olehImam al-Baghawi dalam tafsirnya :

{ وَبَقِيَّةٌ مِمَّا تَرَكَ آلُ مُوسَى وَآلُ هَارُونَ } يَعْنِي مُوْسَى وَهَارُوْنَ أَنْفُسَهُمَا كَانَ فِيْهِ لَوْحَانِ مِنَ التَّوْرَاةِ وَرُضَاضُ اْلأَلْوَاحِ الَّتِي تَكَسَّرَتْ وَكَانَ فِيْهِ عَصَا مُوْسَى وَنَعْلَاهُ وَعِمَامَةُ هَارُوْنَ وَعَصَاهُ وَقَفِيْزٌ مِنَ اْلمَنِّ الَّذِي كَانَ يَنْزِلُ عَلَى بَنِي إِسْرَائِيْلَ، فَكَانَ التَّابُوْتُ عِنْدَ بَنِي إِسْرَائِيلْ وَكَانُوا إِذَا اخْتَلَفُوا فِي شَيْءٍ تَكَلَّمَ وَحَكَمَ بَيْنَهُمْ وَإِذَا حَضَرُوا اْلقِتَالَ قَدَّمُوْهُ بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ فَيَسْتَفْتِحُوْنَ بِهِ عَلَى عَدُوِّهِمْ

"Dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun." Isinya dua papan Taurat, pecahan papan, tongkat dan sandal Nabi Musa, imamah dan tongkat Nabi Harun, serta ranjang yang diturunkan kepada Bani Israil." Selain itu, jika di Bani Israil ada permasalahan, maka tabut itu dengan kehendak Allah berbicara dan menjadi hakim diantara mereka. Jika berperang, mereka letakkan tabut di depan mereka dan mereka pun mendapatkan kemenangan atas musuh mereka." (Lihat Tafsir al-Baghawi juz 1 hal. 667)(6)

Dari keterangan di atas dapat kita simpulkan bahwa ada banyak ragam tabarruk.
Tabarruk jauh dari arti kesyirikan bahkan ia sangat dianjurkan, seperti yang dilakukan para sahabat di hadapan Nabi tanpa ada penolakan dari beliau. Padahal Rasulullah tentu tidak akan membiarkan kesyirikan terjadi pada umat ini. Semua ini tidaklah mengurangi keyakinan mereka, bahwa sumber utama kesembuhan atau pun kemenangan tentu berasal dari Allah. Siapakah orangnya yang berani mengklaim memiliki iman yang lebih murni daripada para sahabat sepeninggal Rasulullah?

Selesai
Dalil-dalil tentang bertabarruk
 1⃣ sampai dengan 🔟
Semoga bermanfaat dan berkah
🔺🔻

9⃣ Tabarruk para sahabat dengan jubah Rasulullah

Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab Sahihnya Bab al-Libaas bahwa Asma binti Abu Bakr ra pernah menunjukkan pada Abdulah, bekas budaknya, jubah Rasulullah yang terbuat dari kain Persia dengan kain leher dari kain brokat, yg lengannya juga dibordir dengan kain brokat seraya berkata: “Ini adalah jubah Rasulullah saw yg disimpan Aisyah ra hingga wafatnya lalu aku menyimpannya. Nabi dulu biasa memakainya, dan kami mencucinya untuk org yg sakit hingga mereka dapat sembuh karenanya.”

Imam Nawawi mengomentari hadits ini dalam Syarah Sahih Muslim:

وَفِي هَذَا اْلحَدِيْثِ دَلِيْلٌ عَلىَ اسْتِحْبَابِ التَّبَرُّكَ بِآثَارِ الصَّالِحِينْ وَثِيَابِهِمْ

“Hadits ini adalah bukti dianjurkannya mencari barokah lewat bekas dari org² saleh dan pakaian mereka.”

Dalam kitab yang sama Imam Nawawi menulissetidaknya 11 kali anjuran untuk mencari berkah dari bekas org2 Saleh. Ini adalah dalil akurat bahwa tabarruk tidak terbatas pada masa hidup Rasulullah, dan anjuran bertabarruk dg org² saleh. Hal ini juga dilakukan Imam Syafii dengan bertabarruk pada gamis Imam Ahmad sebagaimana dalam kitab Tarikh Dimasyqi :

قَالَ لِي الرَّبِيْعُ: إِنَّ الشَّافِعِي خَرَجَ إِلَى مِصْرٍ وَأَنَا مَعَهُ فَقَالَ لِي: يَا رَبِيْع خُذْ كِتِابِي هَذَا ، فَامْضِ بِهِ وَسَلِّمْهُ إِلَى أَبِي عَبْدِاللهِ أَحْمَد بِنْ حَنْبَلْ، وَاْئتِنِي بِالْجَوَابِ. قَالَ الرَّبِيْع: فَدَخَلْتُ بَغْدَادَ وَمَعِي اْلكِتَابُ، فَلَقِيْتُ أَحْمَدَ بِنْ حَنْبَلْ صَلاَةَ الصُّبِحْ، فَصَلَّيْتُ مَعَهُ اْلفَجْرَ، فَلَمَّا اِنْفَتَلَ مِنَ اْلمِحْرَابِ سَلَّمْتُ إِلَيْهِ اْلكِتَابَ، وَقُلْتُ لَهُ: هَذَا كِتَابُ أَخِيْكَ الشَّافِعِي مِنْ مِصْرِ، فَقَالَ أَحْمَدُ: نَظَرْتَ فِيْهِ قُلْتُ: لَا، فَكَسَّرَ أَبُو عَبْدِاللهِ اْلخَتَمَ وَقَرَأَ اْلكِتَابَ، وَتَغَرْغَرَتْ عَيْنَاهُ بِالدُّمُوْعِ، فَقُلْتُ: إِيشْ فِيْهِ يَا أَبَا عَبْدِاللهِ قَالَ: يَذْكُرُ أَنَّهُ رَأَى النَّبِيَّ (صلى الله عليه وسلم) فِي النَّوْمِ، فَقَالَ لَهُ: اُكْتُبْ إِلَى أَبِي عَبْدِاللهِ أَحْمَدْ بِنْ حَنْبَلْ، وَاقْرَأْ عَلَيْهِ مِنِّي السَّلَامَ، وَقُلْ: إِنَّكَ سَتُمْتَحَنُ وَتُدْعَى إِلَى خَلْقِ اْلقُرْآنِ فَلَا تُجِبْهُمْ، فَسَيَرْفَعُ اللهُ لَكَ عِلْماً إِلىَ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ. قَالَ الرَّبِيْع: فَقُلْتُ: اَلْبَشَارَةْ، فَخَلَعَ أَحَدَ قَمِيْصَيْهِ الَّذِي يَلِي جِلْدَهُ وَدَفَعَهُ إِلَيَّ، فَأَخَذْتُهُ وَخَرَجْتُ إِلَى مِصْرٍ، وَأَخَذْتُ جَوَابَ اْلكِتَابِ فَسَلَّمْتُهُ إِلىَ الشَّافِعِي، فَقَالَ لِي الشَّافِعِي: يَا رَبِيعْ إِيشْ الَّذِي دَفَعَ إِلَيْكَ قُلْتُ: اَلْقَمِيْصُ الَّذِي يَلِي جِلْدَهُ، قَالَ الشَّافِعِي: لَيْسَ نُفَجِّعُكَ بِهِ، وَلَكِنْ بُلَّهُ وَادْفَعْ إِلَيَّ اْلمَاءَ لِأَتَبَرَّكَ بِهِ.

Berkata Rabi: "Sesungguhnya Imam Syafi'i pergi ke Mesir bersamaku, lalu berkata kepadaku: ‘Wahai Rabi', ambil surat ini dan serahkan kpd Imam Ahmad bin Hanbal, selanjutnya datanglah kepadaku dg membawa jawabannya!’ Ketika memasuki kota Baghdad, kutemui Imam Ahmad sdg shalat subuh, maka akupun shalat dibelakang beliau. Ktk beliau hendak beranjak dari mihrab, aku serahkan surat itu, "Ini surat dr saudaramu Imam Syafi'i di Mesir," kataku. ‘Kau telah membukanya?’ tanya Imam Ahmad. "Tidak, wahai Imam." Beliau membuka dan membaca isi surat itu. Sejenak kemudian kulihat beliau berlinang air bata. ‘Apa isi surat itu wahai Imam?’ tanyaku. "Isinya menceritakan bhwa Imam Syafi'i bermimpi Rasulullah SAW. berkata: ‘Tulislah surat kpd Ahmad bin Hanbal dan sampaikan salamku kepadanya. Kabarkan padanya bahwa dia akan mendapatkan cobaan, yaitu dipaksa mengakui bhwa al-Qur'an itu mahluk, maka jgn diikuti, Allah akan meninggikan benderanya hingga hari kiamat,’ tutur Imam Ahmad. "Ini  suatu kabar gembira," kataku. Lalu beliau menuliskan surat balasan seraya memberikan padaku qamis yg melekat di kulitnya. Aku pun mengambil surat itu dan menyerahkannya kepada Imam Syafi'i. ‘Apa yang diberikan Imam Ahmad padamu?’ tanya Imam Syafi’i. "Gamis yang melekat dg kulit beliau," jawabku. ‘Kami tidak akan merisaukanmu, tapi basahi gamis ini dg air, lalu berikan kepadaku air itu untuk bertabarruk dengannya," kata beliau.
🔜

8⃣ Tabarruk para sahabat dengan tongkat Rasulullah

Ketika Abdullah bin Unais kembali dari suatu peperangan setelah membunuh Khalid ibn Sufyan ibn Nabih, Rasulullah saw memberi hadiah kepadanya berupa sebuah tongkat dan bersabda kepadanya: “Itu akan menjadi tanda di antara kau dan aku di hari kebangkitan.” Sejak itu, Abdullah bin Unais tidak pernah berpisah dengan tongkat itu dan tongkat itu dikubur dengannya setelah ia wafat.
[Hadits riwayat Ahmad 3:496]

🔜

7⃣ Tabarruk para sahabat dengan uang yang diberikan oleh Rasulullah saaw

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ - رضى الله عنهما - قَالَ كُنْتُ مَعَ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - فِى سَفَرٍ ، فَكُنْتُ عَلَى جَمَلٍ ثَفَالٍ ، إِنَّمَا هُوَ فِى آخِرِ الْقَوْمِ ، فَمَرَّ بِى النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - فَقَالَ « مَنْ هَذَا » . قُلْتُ جَابِرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ . قَالَ « مَا لَكَ » . قُلْتُ إِنِّى عَلَى جَمَلٍ ثَفَالٍ . قَالَ « أَمَعَكَ قَضِيبٌ » . قُلْتُ نَعَمْ . قَالَ « أَعْطِنِيهِ » . فَأَعْطَيْتُهُ فَضَرَبَهُ فَزَجَرَهُ ، فَكَانَ مِنْ ذَلِكَ الْمَكَانِ مِنْ أَوَّلِ الْقَوْمِ قَالَ « بِعْنِيهِ » . فَقُلْتُ بَلْ هُوَ لَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ . قَالَ « بِعْنِيهِ قَدْ أَخَذْتُهُ بِأَرْبَعَةِ دَنَانِيرَ ، وَلَكَ ظَهْرُهُ إِلَى الْمَدِينَةِ » . فَلَمَّا دَنَوْنَا مِنَ الْمَدِينَةِ أَخَذْتُ أَرْتَحِلُ . قَالَ « أَيْنَ تُرِيدُ » . قُلْتُ تَزَوَّجْتُ امْرَأَةً قَدْ خَلاَ مِنْهَا . قَالَ « فَهَلاَّ جَارِيَةً تُلاَعِبُهَا وَتُلاَعِبُكَ » . قُلْتُ إِنَّ أَبِى تُوُفِّىَ وَتَرَكَ بَنَاتٍ ، فَأَرَدْتُ أَنْ أَنْكِحَ امْرَأَةً قَدْ جَرَّبَتْ خَلاَ مِنْهَا . قَالَ « فَذَلِكَ » . فَلَمَّا قَدِمْنَا الْمَدِينَةَ قَالَ « يَا بِلاَلُ اقْضِهِ وَزِدْهُ » . فَأَعْطَاهُ أَرْبَعَةَ دَنَانِيرَ ، وَزَادَهُ قِيرَاطًا . قَالَ جَابِرٌ لاَ تُفَارِقُنِى زِيَادَةُ رَسُولِ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - . فَلَمْ يَكُنِ الْقِيرَاطُ يُفَارِقُ جِرَابَ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ ] صحيح البخاري (2/  810)[

Jabir menjual seekor unta ke Nabi saw dan beliau memerintahkan Bilal ra. untuk menambahkan seqirat (1/12 dirham) atas harga yang disepakati. Jabir berkata: “Tambahan yang diberikan Nabi saw tidak akan pernah meninggalkanku.” Dan dia menyimpannya setelah peristiwa itu. [Hadits riwayat Bukhari, 2039).
See more posts

View in Telegram