Tarbiah Simple
TARBIAH SIMPLE
________________________
Menyebarkan dakwah-dakwah pendek dan santai untuk tatapan semua.
[Semoga Bermanfaat • Istiqamah]
| Copy | Paste | Share | Forward |
Join 👉 @teamdakwahpena
Recent Posts
🏡🍝 SUAMI SERING MAKAN ENAK DI RUMAH, ISTERI MAKAN SEADANYA
Telegram: http://t.me/Manhaj_salaf1
Grup WA: https://kontakk.com/wa/Admin_MS2
Salah satu kebiasaan suami yang harus segera diubah adalah sering makan di luar dengan makanan dan minuman yang enak, sedangkan isteri dan anak-anaknya makan di rumah dengan makanan biasa dan seadanya. Misalnya, suami terlalu sering keluar rumah bersama teman-temannya, lalu makan di restoran atau kafe ditambah kopi yang mahal, sedangkan anak isteri di rumah makan ala kadarnya. Atau contoh lainnya, suami terlalu sering keluar bersama teman-temannya dalam berbagai acara tanpa mengajak anak isterinya, tentunya dalam berbagai acara itu ada makan-makan enak.
Memang benar, suami tugasnya mencari nafkah di luar rumah. Akan tetapi, hendaknya suami tetap memperhatikan anak dan isteri di rumah. Islam memerintahkan agar suami memberikan makan kepada keluarganya apa yang ia makan, sehingga makanannya sama bagusnya dengan apa yang ia makan. Apabila suami makan enak dan bergizi, tentu ia harus memberi makan pada anak-isteri dengan makanan yang sama. Apabila makan di luar rumah dengan menu istimewa, bisa dibungkus dan dibawa pulang untuk keluarga di rumah, jika memang memungkinkan.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hendaknya dia memberi makanan bagi isterinya sebagaimana yang dia makan, memberi pakaian baginya sebagaimana (pakaian) yang dipakai, tidak memukul wajahnya, tidak mendokan keburukan baginya (mencelanya), dan tidak memboikotnya, kecuali di dalam rumah (saja)”. [HR. Abu Dawud, sahih]
Imam Malik rahimahullah menjelaskan tentang suami yang buruk, makan enak di luar dan meninggalkan (menelantarkan) keluarganya. Beliau rahimahullah berkata, “Betapa buruk laki-laki yang pergi makan makanan enak dan menelantarkan keluarganya (di rumah)”. (‘Umdatul-Qaariy, 11: 198)
Hendaknya suami sedar betul akan tanggung jawab ini, iaitu memberikan nafkah dan memberi makan keluarga dengan cara yang patut dan selayaknya. Ertinya, ia berusaha memberi makan dan pakaian sebagaimana yang ia makan dan kenakan. Allah Ta’ala berfirman,
وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلَّا وُسْعَهَا
“Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya”. (QS. Al-Baqarah: 233)
Muslimorid
_____
Telegram: http://t.me/Manhaj_salaf1
Grup WA: https://kontakk.com/wa/Admin_MS2
Salah satu kebiasaan suami yang harus segera diubah adalah sering makan di luar dengan makanan dan minuman yang enak, sedangkan isteri dan anak-anaknya makan di rumah dengan makanan biasa dan seadanya. Misalnya, suami terlalu sering keluar rumah bersama teman-temannya, lalu makan di restoran atau kafe ditambah kopi yang mahal, sedangkan anak isteri di rumah makan ala kadarnya. Atau contoh lainnya, suami terlalu sering keluar bersama teman-temannya dalam berbagai acara tanpa mengajak anak isterinya, tentunya dalam berbagai acara itu ada makan-makan enak.
Memang benar, suami tugasnya mencari nafkah di luar rumah. Akan tetapi, hendaknya suami tetap memperhatikan anak dan isteri di rumah. Islam memerintahkan agar suami memberikan makan kepada keluarganya apa yang ia makan, sehingga makanannya sama bagusnya dengan apa yang ia makan. Apabila suami makan enak dan bergizi, tentu ia harus memberi makan pada anak-isteri dengan makanan yang sama. Apabila makan di luar rumah dengan menu istimewa, bisa dibungkus dan dibawa pulang untuk keluarga di rumah, jika memang memungkinkan.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hendaknya dia memberi makanan bagi isterinya sebagaimana yang dia makan, memberi pakaian baginya sebagaimana (pakaian) yang dipakai, tidak memukul wajahnya, tidak mendokan keburukan baginya (mencelanya), dan tidak memboikotnya, kecuali di dalam rumah (saja)”. [HR. Abu Dawud, sahih]
Imam Malik rahimahullah menjelaskan tentang suami yang buruk, makan enak di luar dan meninggalkan (menelantarkan) keluarganya. Beliau rahimahullah berkata, “Betapa buruk laki-laki yang pergi makan makanan enak dan menelantarkan keluarganya (di rumah)”. (‘Umdatul-Qaariy, 11: 198)
Hendaknya suami sedar betul akan tanggung jawab ini, iaitu memberikan nafkah dan memberi makan keluarga dengan cara yang patut dan selayaknya. Ertinya, ia berusaha memberi makan dan pakaian sebagaimana yang ia makan dan kenakan. Allah Ta’ala berfirman,
وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلَّا وُسْعَهَا
“Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya”. (QS. Al-Baqarah: 233)
Muslimorid
_____
🔴 NOW LIVE KULIAH : HIMPUNAN RISALAH AQIDAH
Apa Erti Taghut Yang Sebenarnya?
[m/s 132-135]
Penyampai: Dr Ustaz Idris bin Sulaiman
Link Facebook: https://www.facebook.com/gerakanpenamy/videos/5261795337231063/
Link Youtube:
https://youtu.be/vXmTHxPPjQ8
Apa Erti Taghut Yang Sebenarnya?
[m/s 132-135]
Penyampai: Dr Ustaz Idris bin Sulaiman
Link Facebook: https://www.facebook.com/gerakanpenamy/videos/5261795337231063/
Link Youtube:
https://youtu.be/vXmTHxPPjQ8
📌 HAKIKAT SESEORANG AKAN NAMPAK TATKALA SAFAR
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah:
Sesungguhnya dinamakan Safar karena dia akan :
(يُسفر أخلاق الرجال)
Yakni akan menampakkan akhlak seseorang, akan menjelaskannya dan menerangkannya.
Kerana kebanyakan manusia itu tidak jelas akhlaknya kecuali ketika Safar.
Engkau mendapati sebagian manusia apabila safar (bepergian) dia melayani sahabat-sahabatnya, ia memasakkan buat mereka, dia membawakan kayu bakar dan membuat segala sesuatu untuk kenyamanan para sahabatnya.
Sebagian yang lainnya seperti parasit, yang mana dia dari mulai turun dari mobil dia cuma duduk berbaring-baring di pinggangnya di atas tanah. Terkadang ia mengatakan:
"Wahai fulan datangkan kepadaku ini, datangkan kepadaku ini, buatkan untukku kopi, buatkan teh untukku, bawa kemari kurmanya."
Maka ini orang yang tidak memiliki akhlak.
Nafi’ rahimahullah mengatakan,
صحبت ابن عمر لأخدمه فكان يخدمني
Saya pernah menemani Ibnu Umar untuk melayani beliau, tapi ternyata beliau yang melayani saya.
Maka safar hakikatnya akan menyingkap akhlak seseorang, oleh kerana itu Umar radhiallahu anhu dulu, apabila ada seseorang yang mentazkiyah orang lain, dia berkata kepada orang ini:
"Apakah engkau sudah pernah safar bersama dengannya? kalau dia mengatakan tidak, apakah engkau pernah bermuamalah dengannya?"
Dia mengatakan: Tidak!
Maka Umar berkata,
إذًا لا تعرفه؛ لأن الإنسان يُعرف بالسفر، ويُعرف في المعاملة.
Kalau begitu engkau belum mengenali dia, kerana seseorang itu dapat dikenali ketika safarnya dan dapat dikenali ketika bermuamalah dengannya.
📕 Fath Dzil jalaal Wal Ikram 11/454-455
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah:
Sesungguhnya dinamakan Safar karena dia akan :
(يُسفر أخلاق الرجال)
Yakni akan menampakkan akhlak seseorang, akan menjelaskannya dan menerangkannya.
Kerana kebanyakan manusia itu tidak jelas akhlaknya kecuali ketika Safar.
Engkau mendapati sebagian manusia apabila safar (bepergian) dia melayani sahabat-sahabatnya, ia memasakkan buat mereka, dia membawakan kayu bakar dan membuat segala sesuatu untuk kenyamanan para sahabatnya.
Sebagian yang lainnya seperti parasit, yang mana dia dari mulai turun dari mobil dia cuma duduk berbaring-baring di pinggangnya di atas tanah. Terkadang ia mengatakan:
"Wahai fulan datangkan kepadaku ini, datangkan kepadaku ini, buatkan untukku kopi, buatkan teh untukku, bawa kemari kurmanya."
Maka ini orang yang tidak memiliki akhlak.
Nafi’ rahimahullah mengatakan,
صحبت ابن عمر لأخدمه فكان يخدمني
Saya pernah menemani Ibnu Umar untuk melayani beliau, tapi ternyata beliau yang melayani saya.
Maka safar hakikatnya akan menyingkap akhlak seseorang, oleh kerana itu Umar radhiallahu anhu dulu, apabila ada seseorang yang mentazkiyah orang lain, dia berkata kepada orang ini:
"Apakah engkau sudah pernah safar bersama dengannya? kalau dia mengatakan tidak, apakah engkau pernah bermuamalah dengannya?"
Dia mengatakan: Tidak!
Maka Umar berkata,
إذًا لا تعرفه؛ لأن الإنسان يُعرف بالسفر، ويُعرف في المعاملة.
Kalau begitu engkau belum mengenali dia, kerana seseorang itu dapat dikenali ketika safarnya dan dapat dikenali ketika bermuamalah dengannya.
📕 Fath Dzil jalaal Wal Ikram 11/454-455
🏢🌡️ KEUTAMAAN MENJENGUK ORANG SAKIT
Telegram: http://t.me/Manhaj_salaf1
Grup WA: https://kontakk.com/wa/Admin_MS2
Mengunjungi dan menjenguk orang sakit merupakan kewajiban setiap muslim, terutama orang yang memiliki hubungan dengan dirinya, seperti kerabat dekat, tetangga, saudara yang senasab, sahabat dan lain sebagainya. Menjenguk orang sakit termasuk amal shalih yang paling utama yang dapat mendekatkan kita kepada Allah Ta’ala, kepada ampunan, rahmat dan Surga-Nya.
Mengunjungi orang sakit merupakan perbuatan mulia, dan terdapat keutamaan yang agung, serta pahala yang sangat besar, dan merupakan salah satu hak setiap muslim terhadap muslim lainnya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا عَادَ الرَّجُلُ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ مَشَى فِيْ خِرَافَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسَ فَإِذَا جَلَسَ غَمَرَتْهُ الرَّحْمَةُ، فَإِنْ كَانَ غُدْوَةً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإِنْ كَانَ مَسَاءً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ
“Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang sakit), maka (seakan-akan) dia berjalan sambil memetik buah-buahan Syurga sehingga dia duduk, apabila sudah duduk maka diturunkan kepadanya rahmat dengan deras. Apabila menjenguknya di pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar mendapat rahmat hingga waktu petang tiba. Apabila menjenguknya di petang hari, maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar diberi rahmat hingga waktu pagi tiba.” [HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Imam Ahmad dengan sanad shahih]
Terakhir, hendaknya orang yang melawat mendoakan orang yang sakit:
لاَ بَأْسَ طَهُورٌ اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ
“Tidak mengapa, semoga sakitmu ini membersihkanmu dari dosa-dosa, Insya Allah.” [HR. al-Bukhari]
Atau doa:
أَسْأَلُ اللَّهَ العَظِيمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ أَنْ يَشْفِيَكَ
“Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, agar menyembuhkan penyakitmu.” [HR. at-Tirmidzi, dan Abu Daud]
✍🏻 Oleh Ustadz Fuad Hamzah Baraba, Lc.
___
Telegram: http://t.me/Manhaj_salaf1
Grup WA: https://kontakk.com/wa/Admin_MS2
Mengunjungi dan menjenguk orang sakit merupakan kewajiban setiap muslim, terutama orang yang memiliki hubungan dengan dirinya, seperti kerabat dekat, tetangga, saudara yang senasab, sahabat dan lain sebagainya. Menjenguk orang sakit termasuk amal shalih yang paling utama yang dapat mendekatkan kita kepada Allah Ta’ala, kepada ampunan, rahmat dan Surga-Nya.
Mengunjungi orang sakit merupakan perbuatan mulia, dan terdapat keutamaan yang agung, serta pahala yang sangat besar, dan merupakan salah satu hak setiap muslim terhadap muslim lainnya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا عَادَ الرَّجُلُ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ مَشَى فِيْ خِرَافَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسَ فَإِذَا جَلَسَ غَمَرَتْهُ الرَّحْمَةُ، فَإِنْ كَانَ غُدْوَةً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإِنْ كَانَ مَسَاءً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ
“Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang sakit), maka (seakan-akan) dia berjalan sambil memetik buah-buahan Syurga sehingga dia duduk, apabila sudah duduk maka diturunkan kepadanya rahmat dengan deras. Apabila menjenguknya di pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar mendapat rahmat hingga waktu petang tiba. Apabila menjenguknya di petang hari, maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar diberi rahmat hingga waktu pagi tiba.” [HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Imam Ahmad dengan sanad shahih]
Terakhir, hendaknya orang yang melawat mendoakan orang yang sakit:
لاَ بَأْسَ طَهُورٌ اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ
“Tidak mengapa, semoga sakitmu ini membersihkanmu dari dosa-dosa, Insya Allah.” [HR. al-Bukhari]
Atau doa:
أَسْأَلُ اللَّهَ العَظِيمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ أَنْ يَشْفِيَكَ
“Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, agar menyembuhkan penyakitmu.” [HR. at-Tirmidzi, dan Abu Daud]
✍🏻 Oleh Ustadz Fuad Hamzah Baraba, Lc.
___
📖📝 LELAKI MENYAMPAIKAN ILMU DAN NASIHAT DIHADAPAN PARA WANITA
Soalan:
Wahai Syeikh, apakah boleh bagi lelaki berdiri dihadapan para wanita untuk menyebarkan agama (berceramah dll)? apakah boleh bagi lelaki berkhalwat dengan wanita demi membimbingnya ke jalan yang lurus?
Jawaban:
Tidak boleh bagi lelaki berkhalwat dengan wanita jika dia bukan mahramnya meskipun untuk menyampaikan ilmu, meskipun untuk amar makruf dan nahi mungkar; kerana nabi صلى الله عليه وسلم bersabda: "janganlah lelaki berkhalwat dengan wanita kecuali bersama yang memiliki mahram", jika lelaki berkhalwat dengan wanita maka syaitan adalah yang ketiganya, dia akan membisik keduanya dengan bisikan-bisikan yang membawa kepada perbuatan keji - wal iyadzu billah -.
Adapun jika berdirinya lelaki di hadapan para wanita dalam perkumpulan tanpa ada larangan syar'i demi menyampaikan ilmu maka ini tidak mengapa, tetapi dengan syarat seseorang itu aman terhadap dirinya dan dia aman, tetapi pada seperti keadaan ini jika permasalahannya adalah secara rasmi dipasang pemisah antara lelaki dan wanita, hingga para wanita dalam kelapangan dan seseorang dari mereka tidak terfitnah dengan lelaki ini.
Saya katakan: bahwa tidak sepantasnya lelaki bertugas mengajari para wanita kecuali ketika darurat, adapun jika tidak darurat maka yang bertugas mengajari para wanita adalah wanita.
Dan demikian pula yang bertugas mengajari para lelaki adalah lelaki, kerana syariat mensasarkan kepada dijauhkan para wanita dari para lelaki dan dari berikhtilat dengan mereka. Tidakkah engkau melihat wanita jika dia shalat berjamaah di masjid maka wajib atasnya bersendiri keluar dari saf para lelaki dan dia tidak boleh satu saf bersama lelaki sebagaimana yang telah berlaku sunnah dari nabi صلى الله عليه وسلم. Telah tetap dari beliau صلى الله عليه وسلم bahwa beliau bersabda: "sebaik-baik saf para wanita adalah yang paling akhirnya dan yang paling buruknya adalah paling awalnya".
Ini semua menunjukkan bahwa syariat mensasarkan kepada harus jauhnya para lelaki dari wanita dan tidak boleh ikhtilat dengan mereka.
📚https://binothaimeen.net/content/9578
Soalan:
Wahai Syeikh, apakah boleh bagi lelaki berdiri dihadapan para wanita untuk menyebarkan agama (berceramah dll)? apakah boleh bagi lelaki berkhalwat dengan wanita demi membimbingnya ke jalan yang lurus?
Jawaban:
Tidak boleh bagi lelaki berkhalwat dengan wanita jika dia bukan mahramnya meskipun untuk menyampaikan ilmu, meskipun untuk amar makruf dan nahi mungkar; kerana nabi صلى الله عليه وسلم bersabda: "janganlah lelaki berkhalwat dengan wanita kecuali bersama yang memiliki mahram", jika lelaki berkhalwat dengan wanita maka syaitan adalah yang ketiganya, dia akan membisik keduanya dengan bisikan-bisikan yang membawa kepada perbuatan keji - wal iyadzu billah -.
Adapun jika berdirinya lelaki di hadapan para wanita dalam perkumpulan tanpa ada larangan syar'i demi menyampaikan ilmu maka ini tidak mengapa, tetapi dengan syarat seseorang itu aman terhadap dirinya dan dia aman, tetapi pada seperti keadaan ini jika permasalahannya adalah secara rasmi dipasang pemisah antara lelaki dan wanita, hingga para wanita dalam kelapangan dan seseorang dari mereka tidak terfitnah dengan lelaki ini.
Saya katakan: bahwa tidak sepantasnya lelaki bertugas mengajari para wanita kecuali ketika darurat, adapun jika tidak darurat maka yang bertugas mengajari para wanita adalah wanita.
Dan demikian pula yang bertugas mengajari para lelaki adalah lelaki, kerana syariat mensasarkan kepada dijauhkan para wanita dari para lelaki dan dari berikhtilat dengan mereka. Tidakkah engkau melihat wanita jika dia shalat berjamaah di masjid maka wajib atasnya bersendiri keluar dari saf para lelaki dan dia tidak boleh satu saf bersama lelaki sebagaimana yang telah berlaku sunnah dari nabi صلى الله عليه وسلم. Telah tetap dari beliau صلى الله عليه وسلم bahwa beliau bersabda: "sebaik-baik saf para wanita adalah yang paling akhirnya dan yang paling buruknya adalah paling awalnya".
Ini semua menunjukkan bahwa syariat mensasarkan kepada harus jauhnya para lelaki dari wanita dan tidak boleh ikhtilat dengan mereka.
📚https://binothaimeen.net/content/9578
🎬 KEROSAKAN MENONTON FILEM SERAM (HORROR)
Telegram: http://t.me/Manhaj_salaf1
Grup WA: https://kontakk.com/wa/Admin_MS2
Tidak boleh menontot film horor, kerana mengandung banyak kerosakan diantaranya,
1. Kedustaan.
Memeranankan cerita-cerita dusta yang jauh dari kenyataan dan realita. Allah Ta'ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”. (QS At-Taubah: 119)
2. Mengumbar aurat.
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا: قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُوْنَ بِهَا النَّاسَ، وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيْلَاتٌ مَائِلَاتٌ، رُؤُوْسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ، لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيْحَهَا، وَإِنَّ رِيْحَهَا لَيُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Ada dua golongan penghuni Neraka, yang belum pernah aku lihat, yaitu ; Suatu kaum yang memegang cambuk seperti ekor sapi. Mereka mencambuk manusia dengannya. Dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, ia berjalan berlenggak-lenggok menggoyangkan (bahu dan punggungnya) dan rambutnya (disasak) seperti punuk unta yang condong. Mereka tidak akan masuk Syurga dan tidak akan mencium aroma Syurga, padahal sesungguhnya aroma Syurga itu tercium sejauh perjalanan sekian dan sekian.” [HR Muslim 2128]
3. Merosak aqidah dan menimbulkan asumsi serta keyakinan yang bertentangan dengan aqidah Islam.
Allah Ta'ala berfirman:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS Al-Isra’ : 36).
5. Muzik.
Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
لَيَكُوْنَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوامٌ يَسْتَحِلُّوْنَ الْحِرَ وَالْحَرِيْرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعازِفَ
“Kelak akan ada sekelompok kaum dari umatku yang akan menghalalkan zina, kain sutera (bagi lelaki), khamar, dan alat-alat muzik.” [HR. Bukhari 5590]
6. Tak jarang film horor kadang malah memberikan pelajaran agar berbuat syirik ketika menjelaskan tata cara mengundang syaitan, meminta bantuan jin, pesugihan dll.
Padahal Nabi Ibrahim alaihissalam senantiasa berdoa agar selalu dijauhkan dari kesyirikan:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آَمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata : “Ya Rabbku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak keturunanku daripada menyembah berhala-berhala.” (QS. Ibrahim : 35).
7. Menyebabkan seseorang menjadi penakut, kerana takut terhadap syaithan sehingga akan berkurang rasa takutnya terhadap Allāh Ta’ala.
إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy). Kerana itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS Ali Imran : 175)
Dan masih banyak sekali kerosakan-kerosakan yang ada di dalam acara-acara horor berbau klenik. Hingga selayaknya kita sebagai hamba Allāh yang mukhlis untuk menghindarinya.
✍🏻 Oleh Ustadz Abul Aswad Al Bayati حفظه الله
___
Telegram: http://t.me/Manhaj_salaf1
Grup WA: https://kontakk.com/wa/Admin_MS2
Tidak boleh menontot film horor, kerana mengandung banyak kerosakan diantaranya,
1. Kedustaan.
Memeranankan cerita-cerita dusta yang jauh dari kenyataan dan realita. Allah Ta'ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”. (QS At-Taubah: 119)
2. Mengumbar aurat.
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا: قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُوْنَ بِهَا النَّاسَ، وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيْلَاتٌ مَائِلَاتٌ، رُؤُوْسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ، لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيْحَهَا، وَإِنَّ رِيْحَهَا لَيُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Ada dua golongan penghuni Neraka, yang belum pernah aku lihat, yaitu ; Suatu kaum yang memegang cambuk seperti ekor sapi. Mereka mencambuk manusia dengannya. Dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, ia berjalan berlenggak-lenggok menggoyangkan (bahu dan punggungnya) dan rambutnya (disasak) seperti punuk unta yang condong. Mereka tidak akan masuk Syurga dan tidak akan mencium aroma Syurga, padahal sesungguhnya aroma Syurga itu tercium sejauh perjalanan sekian dan sekian.” [HR Muslim 2128]
3. Merosak aqidah dan menimbulkan asumsi serta keyakinan yang bertentangan dengan aqidah Islam.
Allah Ta'ala berfirman:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS Al-Isra’ : 36).
5. Muzik.
Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
لَيَكُوْنَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوامٌ يَسْتَحِلُّوْنَ الْحِرَ وَالْحَرِيْرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعازِفَ
“Kelak akan ada sekelompok kaum dari umatku yang akan menghalalkan zina, kain sutera (bagi lelaki), khamar, dan alat-alat muzik.” [HR. Bukhari 5590]
6. Tak jarang film horor kadang malah memberikan pelajaran agar berbuat syirik ketika menjelaskan tata cara mengundang syaitan, meminta bantuan jin, pesugihan dll.
Padahal Nabi Ibrahim alaihissalam senantiasa berdoa agar selalu dijauhkan dari kesyirikan:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آَمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata : “Ya Rabbku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak keturunanku daripada menyembah berhala-berhala.” (QS. Ibrahim : 35).
7. Menyebabkan seseorang menjadi penakut, kerana takut terhadap syaithan sehingga akan berkurang rasa takutnya terhadap Allāh Ta’ala.
إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy). Kerana itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS Ali Imran : 175)
Dan masih banyak sekali kerosakan-kerosakan yang ada di dalam acara-acara horor berbau klenik. Hingga selayaknya kita sebagai hamba Allāh yang mukhlis untuk menghindarinya.
✍🏻 Oleh Ustadz Abul Aswad Al Bayati حفظه الله
___
✅💬☀ HUKUM MENGUCAPKAN SALAM KEPADA ORANG YANG TIDAK MAU MENJAWAB SALAM
▪️ Asy-Syaikh Al-Allamah Muhammad ibnu Shalih Al-Utsaimin rahimahullah:
🔘 Pertanyaan:
Wahai syaikh yang mulia, bagaimanakah hukum memberi salam kepada orang yang tidak mau menjawab salam dalam keadaan mengetahui bahwa dia adalah seorang muslim?
🔘 Jawaban:
Ucapkanlah salam kepada orang kamu kenal maupun yang tidak kamu kenal. Kepada yang menjawab salam maupun kepada yang tidak mau menjawab.
Apabila engkau mengucapkan salam dan dia tidak menjawabnya, maka engkau telah mendapatkan pahala dan dia mendapat dosa. Akan tetapi janganlah engkau mengucapkan salam dengan suara yang lirih. Karena sebagian orang mengucapkan salam dengan suara yang lirih yang tidak terdengar.
Ucapkanlah salam yang dapat terdengar oleh orang yang diberi salam. Apabila diperkirakan bahwa dia tidak dapat mendengar suaramu maka berilah syarat dengan tanganmu bersamaan dengan ucapan salam.
Sebagian orang-orang yang bodoh menyangka bahwa apabila ada seseorang yang terkenal tidak mau menjawab salam, maka (dia berpendapat) "Jangan ucapkan salam kepadanya sehingga (mengakibatkan) engkau membuatnya terjatuh dalam dosa." Ini adalah (anggapan yang) salah.
Disebutkan dalam sebuah hadits
ألق السلام على من عرفت ومن لم تعرف
"Sampaikanlah salam kepada orang yang engkau kenal dan yang tidak engkau kenal."
Apabila dia tidak menjawab salam maka dia kembali dengan membawa dosa. Saya telah melaksanakan sebab kebaikan bagi diri saya dan dirinya (*). Apabila dia meninggalkan kebaikan maka baginyalah akibatnya.
(*) Maksud beliau adalah, bahwa seseorang dituntut untuk melakukan sebab-sebab kebaikan, baik untuk dirinya maupun untuk orang lain. Janganlah seseorang menahan diri sehingga tidak melakukan sebab-sebab kebaikan hanya karena sebab kebaikan tersebut tidak dimanfaatkan oleh orang lain untuk mendapatkan kebaikan juga, atau bahkan orang lain tersebut terjatuh dalam dosa kerananya. Wallahu Ta'ala a'lam.
📚 Silsilah Liqa-at al-Bab al-Maftuh, Liqa al-Bab al-Maftuh (234)
::: حكم السلام على من لا يرد السلام :::
الشيخ العلاّمــة/ محمد صالح العثيمين -رحمه الله-
السُّـــ↶ــؤَالُ:
فضيلة الشيخ, ما حكم السلام على شخص لا يرد السلام مع العلم أنه مسلم؟
الجَــ↶ـــوَابُ:
سلِّم على من عرفت ومن لم تعرف، وعلى من يرد ومن لا يرد،
إذا سلمت ولم يرد نلت الأجر ونال هو الوزر،
لكن لا تسلِّم سلاماً خفياً؛ لأن بعض الناس يسلم سلاماً خفياً لا يسمع،
سلِّم سلاماً يسمعه المسلَّم عليه، وإذا قدر أنه لا يسمع أشر بيدك مع السلام.
يظن بعض الناس الجهال أن الرجل إذا كان معروفاً بعدم الرد فلا تسلم عليه فتوقعه في الإثم، وهذا خطأ.
الحديث «ألق السلام على من عرفت ومن لم تعرف»
وإذا لم يرد باء بالإثم. أنا فاعل سبب الخير لي وله، وإذا ترك الخير فعليه.
📚 المصدر من هنـ↶ـا سلسلة لقاءات الباب المفتوح > لقاء الباب المفتوح [234]
• • • •
▪️ Asy-Syaikh Al-Allamah Muhammad ibnu Shalih Al-Utsaimin rahimahullah:
🔘 Pertanyaan:
Wahai syaikh yang mulia, bagaimanakah hukum memberi salam kepada orang yang tidak mau menjawab salam dalam keadaan mengetahui bahwa dia adalah seorang muslim?
🔘 Jawaban:
Ucapkanlah salam kepada orang kamu kenal maupun yang tidak kamu kenal. Kepada yang menjawab salam maupun kepada yang tidak mau menjawab.
Apabila engkau mengucapkan salam dan dia tidak menjawabnya, maka engkau telah mendapatkan pahala dan dia mendapat dosa. Akan tetapi janganlah engkau mengucapkan salam dengan suara yang lirih. Karena sebagian orang mengucapkan salam dengan suara yang lirih yang tidak terdengar.
Ucapkanlah salam yang dapat terdengar oleh orang yang diberi salam. Apabila diperkirakan bahwa dia tidak dapat mendengar suaramu maka berilah syarat dengan tanganmu bersamaan dengan ucapan salam.
Sebagian orang-orang yang bodoh menyangka bahwa apabila ada seseorang yang terkenal tidak mau menjawab salam, maka (dia berpendapat) "Jangan ucapkan salam kepadanya sehingga (mengakibatkan) engkau membuatnya terjatuh dalam dosa." Ini adalah (anggapan yang) salah.
Disebutkan dalam sebuah hadits
ألق السلام على من عرفت ومن لم تعرف
"Sampaikanlah salam kepada orang yang engkau kenal dan yang tidak engkau kenal."
Apabila dia tidak menjawab salam maka dia kembali dengan membawa dosa. Saya telah melaksanakan sebab kebaikan bagi diri saya dan dirinya (*). Apabila dia meninggalkan kebaikan maka baginyalah akibatnya.
(*) Maksud beliau adalah, bahwa seseorang dituntut untuk melakukan sebab-sebab kebaikan, baik untuk dirinya maupun untuk orang lain. Janganlah seseorang menahan diri sehingga tidak melakukan sebab-sebab kebaikan hanya karena sebab kebaikan tersebut tidak dimanfaatkan oleh orang lain untuk mendapatkan kebaikan juga, atau bahkan orang lain tersebut terjatuh dalam dosa kerananya. Wallahu Ta'ala a'lam.
📚 Silsilah Liqa-at al-Bab al-Maftuh, Liqa al-Bab al-Maftuh (234)
::: حكم السلام على من لا يرد السلام :::
الشيخ العلاّمــة/ محمد صالح العثيمين -رحمه الله-
السُّـــ↶ــؤَالُ:
فضيلة الشيخ, ما حكم السلام على شخص لا يرد السلام مع العلم أنه مسلم؟
الجَــ↶ـــوَابُ:
سلِّم على من عرفت ومن لم تعرف، وعلى من يرد ومن لا يرد،
إذا سلمت ولم يرد نلت الأجر ونال هو الوزر،
لكن لا تسلِّم سلاماً خفياً؛ لأن بعض الناس يسلم سلاماً خفياً لا يسمع،
سلِّم سلاماً يسمعه المسلَّم عليه، وإذا قدر أنه لا يسمع أشر بيدك مع السلام.
يظن بعض الناس الجهال أن الرجل إذا كان معروفاً بعدم الرد فلا تسلم عليه فتوقعه في الإثم، وهذا خطأ.
الحديث «ألق السلام على من عرفت ومن لم تعرف»
وإذا لم يرد باء بالإثم. أنا فاعل سبب الخير لي وله، وإذا ترك الخير فعليه.
📚 المصدر من هنـ↶ـا سلسلة لقاءات الباب المفتوح > لقاء الباب المفتوح [234]
• • • •
SYEIKH NASIRUDDIN AL-ALBANI
- Kebenaran ialah apa yang diakui lawan
Syeikh Muhammad Nasiruddin al-Albani rahimahullah (1914 – 1999) merupakan antara tokoh yang tidak asing, berasal dari Albania dan berhijrah ke Syria sebelum menetap di Jordan.
Beliau mendapat pujian dan pengiktirafan daripada banyak pihak; kawan dan lawan.
Antaranya ialah kenyataan yang dikeluarkan oleh Jawatankuasa Tetap Kajian Ilmiah dan Fatwa Arab Saudi yang dipengerusikan waktu itu oleh mantan mufti besar Arab Saudi, Syeikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah (1912 - 1999).
Jawatankuasa ini dalam kenyataannya menjelaskan bahawa Syeikh al-Albani ialah seorang ilmuwan yang diiktiraf kesarjanaannya serta kelebihannya, dan bahawasanya beliau seorang yang sangat mengagungkan al-Sunah, gigih berkhidmat untuknya serta mempertahankan mazhab Ahli Sunah Waljamaah. Buku-buku beliau turut diakui sangat bermanfaat.
Syeikh al-Albani mendapat Penghargaan Raja Faisal atas sumbangan beliau dalam bidang hadis daripada kerajaan Arab Saudi pada tahun 1999.
Buku ‘al-Imam al-Albani: Syaikhul Islam Wa Imam Ahli al-Sunah’ karangan Syeikh Salim al-Hilali telah mengumpulkan puluhan sokongan dan penghargaan para ilmuwan kepada Syeikh al-Albani termasuklah pujian Syeikh Muhammad Raghib al-Tabbakh (1877 - 1951), Syeikh Abdul Rahman al-Saadi (1889 - 1956), Syeikh Muhammad Hamid al-Faqiy (1892 - 1959) dan Syeikh Abdul Rahman bin Yahya al-Malami (1895 – 1966).
Antara isi pujian-pujian ini ialah kenyataan Syeikh Ibnu Baz “Aku tidak tahu di bawah kubah falak ini seorang yang lebih alim tentang hadis Rasulullah ﷺ selain Syeikh Nasir (al-Albani).”
Syeikh Ali al-Tantawi (1909-1999) mengakui kesarjanaan Syeikh al-Albani dalam ilmu hadis dan berterus terang mengakui bahawa beliau menjadikan Syeikh al-Albani sebagai rujukan dalam permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan hadis.
Syeikh Ibnu Uthaimin (1929 - 2001) turut memuji Syeikh al-Albani dan memperakui beliau sebagai seorang pakar hadis dan juga fiqah.
Demikian dengan Dr. Abdul Karim Zaidan (1921 - 2014) yang memberikan gelaran ‘Muhaddith al-Asr’ (Tokoh Ulama Hadis Zaman Kini) kepada Syeikh al-Albani.
Dr. Yusof al-Qaradawi turut menyanjung Syeikh al-Albani sebagai ulama hadis dan memberikan gelaran al-Allamah (Tokoh Ulama) kepada beliau.
CATATAN
Saya antara jutaan manusia yang telah mengambil manfaat daripada ilmu yang diwariskan oleh beliau dalam bentuk buku sebanyak lebih 200 buah judul dan rakaman audio suara sebanyak lebih 1000 rakaman (kaset).
Sangat banyak ilmu yang beliau tinggalkan buat manfaat umat.
Alhamdulillah, hasilnya saya dapat menamatkan tesis sarjana bertajuk ‘Dakwah Syeikh Nasiruddin al-Albani’ dan tesis Doktor Falsafah berkenaan ‘Konsep Tasfiah Fiqah’ beliau.
Semoga Allah merahmati beliau.
Idris bin Sulaiman
Kajang
21 Zulhijah 1443H /
21 Julai 2022
-------------------
Salurkan sumbangan anda kepada Surau melalui:
BANK ISLAM
No. Akaun: 12092010017971
SURAU AL HIDAYAH
- Kebenaran ialah apa yang diakui lawan
Syeikh Muhammad Nasiruddin al-Albani rahimahullah (1914 – 1999) merupakan antara tokoh yang tidak asing, berasal dari Albania dan berhijrah ke Syria sebelum menetap di Jordan.
Beliau mendapat pujian dan pengiktirafan daripada banyak pihak; kawan dan lawan.
Antaranya ialah kenyataan yang dikeluarkan oleh Jawatankuasa Tetap Kajian Ilmiah dan Fatwa Arab Saudi yang dipengerusikan waktu itu oleh mantan mufti besar Arab Saudi, Syeikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah (1912 - 1999).
Jawatankuasa ini dalam kenyataannya menjelaskan bahawa Syeikh al-Albani ialah seorang ilmuwan yang diiktiraf kesarjanaannya serta kelebihannya, dan bahawasanya beliau seorang yang sangat mengagungkan al-Sunah, gigih berkhidmat untuknya serta mempertahankan mazhab Ahli Sunah Waljamaah. Buku-buku beliau turut diakui sangat bermanfaat.
Syeikh al-Albani mendapat Penghargaan Raja Faisal atas sumbangan beliau dalam bidang hadis daripada kerajaan Arab Saudi pada tahun 1999.
Buku ‘al-Imam al-Albani: Syaikhul Islam Wa Imam Ahli al-Sunah’ karangan Syeikh Salim al-Hilali telah mengumpulkan puluhan sokongan dan penghargaan para ilmuwan kepada Syeikh al-Albani termasuklah pujian Syeikh Muhammad Raghib al-Tabbakh (1877 - 1951), Syeikh Abdul Rahman al-Saadi (1889 - 1956), Syeikh Muhammad Hamid al-Faqiy (1892 - 1959) dan Syeikh Abdul Rahman bin Yahya al-Malami (1895 – 1966).
Antara isi pujian-pujian ini ialah kenyataan Syeikh Ibnu Baz “Aku tidak tahu di bawah kubah falak ini seorang yang lebih alim tentang hadis Rasulullah ﷺ selain Syeikh Nasir (al-Albani).”
Syeikh Ali al-Tantawi (1909-1999) mengakui kesarjanaan Syeikh al-Albani dalam ilmu hadis dan berterus terang mengakui bahawa beliau menjadikan Syeikh al-Albani sebagai rujukan dalam permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan hadis.
Syeikh Ibnu Uthaimin (1929 - 2001) turut memuji Syeikh al-Albani dan memperakui beliau sebagai seorang pakar hadis dan juga fiqah.
Demikian dengan Dr. Abdul Karim Zaidan (1921 - 2014) yang memberikan gelaran ‘Muhaddith al-Asr’ (Tokoh Ulama Hadis Zaman Kini) kepada Syeikh al-Albani.
Dr. Yusof al-Qaradawi turut menyanjung Syeikh al-Albani sebagai ulama hadis dan memberikan gelaran al-Allamah (Tokoh Ulama) kepada beliau.
CATATAN
Saya antara jutaan manusia yang telah mengambil manfaat daripada ilmu yang diwariskan oleh beliau dalam bentuk buku sebanyak lebih 200 buah judul dan rakaman audio suara sebanyak lebih 1000 rakaman (kaset).
Sangat banyak ilmu yang beliau tinggalkan buat manfaat umat.
Alhamdulillah, hasilnya saya dapat menamatkan tesis sarjana bertajuk ‘Dakwah Syeikh Nasiruddin al-Albani’ dan tesis Doktor Falsafah berkenaan ‘Konsep Tasfiah Fiqah’ beliau.
Semoga Allah merahmati beliau.
Idris bin Sulaiman
Kajang
21 Zulhijah 1443H /
21 Julai 2022
-------------------
Salurkan sumbangan anda kepada Surau melalui:
BANK ISLAM
No. Akaun: 12092010017971
SURAU AL HIDAYAH
🐾 MEMELIHARA ANJING DAPAT MENGURANGI PAHALA
Telegram: http://t.me/Manhaj_salaf1
Grup WA: https://kontakk.com/wa/Admin_MS2
✍🏻 Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنِ اقْتَنَى كَلْبًا لَيْسَ بِكَلْبِ مَاشِيَةٍ أَوْ ضَارِيَةٍ ، نَقَصَ كُلَّ يَوْمٍ مِنْ عَمَلِهِ قِيرَاطَانِ.
"Barangsiapa memelihara anjing yang tujuannya bukan untuk maksud menjaga haiwan ternak atau bukan maksud dilatih sebagai anjing pemburu, maka setiap hari pahala amalannya berkurang sebesar dua qirath". [HR. Bukhari no.5163 dan Muslim no.1574]
Sementara itu disebut juga dengan redaksi:
مَنِ اتَّخَذَ كَلْباً إِلاَّ كَلْبَ مَاشِيَةٍ ، أوْ صَيْدٍ ، أوْ زَرْعٍ ، انْتُقِصَ مِنْ أجْرِهِ كُلَّ يَوْمٍ قِيرَاطٌ
"Siapa yang memelihara anjing, kecuali anjing untuk menjaga haiwan ternak, berburu dan menjaga tanaman, maka akan dikurangi pahalanya setiap hari sebanyak satu qirath". [HR. Muslim no.1575]
Hadits di atas tegas menjelaskan besarnya dosa memelihara anjing selain untuk tiga hal, yakni:
1) Sebagai penjaga haiwan ternak.
2) Sebagai penjaga tanaman.
3) Sebagai pemburu.
Ancamannya setiap hari pahalanya akan dikurangi dua qirath, dan dalam hadits lainnya satu qirath.
Satu qirath itu dikatakan oleh At Thiby rahimahullah sebagaimana dikutip oleh Al Hafizh rahimahullah dalam Fathul Bari III:149 adalah satu gunung/bukit uhud.
Jika dua qirath bisa diperkirakan sendiri tentunya. Jadi bisa dibayangkan kalau orang yang memelihara anjing selain untuk tiga perkara di atas akan dikurangi pahalanya sebesar itu. Lebih parah lagi jika orang yang demikian amal ibadahnya amat kurang, maka bisa jadi minus pahala setiap hari.
Kalaupun memiliki anjing untuk salah satu atau lebih dari tiga kepentingan di atas, maka tetap anjing tersebut tidak boleh masuk rumah sama sekali.
Bahkan ada persyaratan ketat lainnya sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al Utsaimin rahimahullah berikut: "Atas dasar itu maka rumah yang letaknya ada di tengah kota (yang dianggap telah cukup pengamanannya oleh aparat keamanan -pent), tidak ada alasan untuk memelihara anjing untuk keamanan, sehingga memelihara anjing dalam kondisi semacam itu diharamkan, tidak boleh, dan akan mengurangi pahala pemiliknya satu qirath atau dua qirath setiap harinya. Mereka harus mengusir anjing tersebut dan tidak boleh memeliharanya.
Adapun jika rumahnya masuk ke pelosok pedesaan, sepi, tidak ada disekitar rumahnya orang lain (tetangga) seorangpun, maka barulalah saat itu dibolehkan (baginya) memelihara anjing demi keamanan rumahnya dan orang yang ada di dalamnya (shahibul baitnya). Alasannya menjaga penghuni rumah (shahibul bait) tentu lebih utama dibanding menjaga haiwan ternak atau tanaman". (Fatawa Ibnu Utsaimin rahimahullah IV:246)
Telegram: http://t.me/Manhaj_salaf1
Grup WA: https://kontakk.com/wa/Admin_MS2
✍🏻 Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنِ اقْتَنَى كَلْبًا لَيْسَ بِكَلْبِ مَاشِيَةٍ أَوْ ضَارِيَةٍ ، نَقَصَ كُلَّ يَوْمٍ مِنْ عَمَلِهِ قِيرَاطَانِ.
"Barangsiapa memelihara anjing yang tujuannya bukan untuk maksud menjaga haiwan ternak atau bukan maksud dilatih sebagai anjing pemburu, maka setiap hari pahala amalannya berkurang sebesar dua qirath". [HR. Bukhari no.5163 dan Muslim no.1574]
Sementara itu disebut juga dengan redaksi:
مَنِ اتَّخَذَ كَلْباً إِلاَّ كَلْبَ مَاشِيَةٍ ، أوْ صَيْدٍ ، أوْ زَرْعٍ ، انْتُقِصَ مِنْ أجْرِهِ كُلَّ يَوْمٍ قِيرَاطٌ
"Siapa yang memelihara anjing, kecuali anjing untuk menjaga haiwan ternak, berburu dan menjaga tanaman, maka akan dikurangi pahalanya setiap hari sebanyak satu qirath". [HR. Muslim no.1575]
Hadits di atas tegas menjelaskan besarnya dosa memelihara anjing selain untuk tiga hal, yakni:
1) Sebagai penjaga haiwan ternak.
2) Sebagai penjaga tanaman.
3) Sebagai pemburu.
Ancamannya setiap hari pahalanya akan dikurangi dua qirath, dan dalam hadits lainnya satu qirath.
Satu qirath itu dikatakan oleh At Thiby rahimahullah sebagaimana dikutip oleh Al Hafizh rahimahullah dalam Fathul Bari III:149 adalah satu gunung/bukit uhud.
Jika dua qirath bisa diperkirakan sendiri tentunya. Jadi bisa dibayangkan kalau orang yang memelihara anjing selain untuk tiga perkara di atas akan dikurangi pahalanya sebesar itu. Lebih parah lagi jika orang yang demikian amal ibadahnya amat kurang, maka bisa jadi minus pahala setiap hari.
Kalaupun memiliki anjing untuk salah satu atau lebih dari tiga kepentingan di atas, maka tetap anjing tersebut tidak boleh masuk rumah sama sekali.
Bahkan ada persyaratan ketat lainnya sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al Utsaimin rahimahullah berikut: "Atas dasar itu maka rumah yang letaknya ada di tengah kota (yang dianggap telah cukup pengamanannya oleh aparat keamanan -pent), tidak ada alasan untuk memelihara anjing untuk keamanan, sehingga memelihara anjing dalam kondisi semacam itu diharamkan, tidak boleh, dan akan mengurangi pahala pemiliknya satu qirath atau dua qirath setiap harinya. Mereka harus mengusir anjing tersebut dan tidak boleh memeliharanya.
Adapun jika rumahnya masuk ke pelosok pedesaan, sepi, tidak ada disekitar rumahnya orang lain (tetangga) seorangpun, maka barulalah saat itu dibolehkan (baginya) memelihara anjing demi keamanan rumahnya dan orang yang ada di dalamnya (shahibul baitnya). Alasannya menjaga penghuni rumah (shahibul bait) tentu lebih utama dibanding menjaga haiwan ternak atau tanaman". (Fatawa Ibnu Utsaimin rahimahullah IV:246)
📌 JANGAN MENJADI ORANG YANG BERMUKA DUA
🔹 Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata; Rasulullah ﷺ bersabda,
"إن من شر الناس ذا الوجهين. الذي يأتي هؤلاء بوجه، وهؤلاء بوجه".
"Sesungguhnya di antara manusia yang paling jelek adalah orang yang bermuka dua. Iaitu orang yang mendatangi suatu kaum dengan satu sikap dan kaum yang lain dengan sikap yang lain." (HR. Muslim)
🔹 Nabi Shallallâhu'alaihi wa salam juga pernah bersabda,
إِنَّ شَرَّ النَّاسِ ذُو الْوَجْهَيْنِ الَّذِي يَأْتِي هَؤُلَاءِ بِوَجْهٍ وَهَؤُلَاءِ بِوَجْهٍ
"Sesungguhnya seburuk-buruk manusia adalah yang 'bermuka dua'. Manakala ia mendatangi ini dengan satu muka dan mendatangi yang itu dengan muka lain." (Muttafaqun 'alaihi)
Ketahuilah, seseorang yang suka berbicara jelek di belakangmu bererti dia itu:
1. Iri denganmu
2. Perhatian denganmu
3. Takut denganmu
Kerana itu, ketika dia berada di depanmu dia berkata baik (berbeza dengan di belakangmu). Ini ertinya:
1. Kau disegani dirinya
2. Kau ditakuti dirinya
3. Kau disungkani dirinya
Maka dari itu berbahagialah saat kau dicemuh di belakangmu, ini takkan membuatmu rendah, namun semakin tinggi.
🔹 Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata; Rasulullah ﷺ bersabda,
"إن من شر الناس ذا الوجهين. الذي يأتي هؤلاء بوجه، وهؤلاء بوجه".
"Sesungguhnya di antara manusia yang paling jelek adalah orang yang bermuka dua. Iaitu orang yang mendatangi suatu kaum dengan satu sikap dan kaum yang lain dengan sikap yang lain." (HR. Muslim)
🔹 Nabi Shallallâhu'alaihi wa salam juga pernah bersabda,
إِنَّ شَرَّ النَّاسِ ذُو الْوَجْهَيْنِ الَّذِي يَأْتِي هَؤُلَاءِ بِوَجْهٍ وَهَؤُلَاءِ بِوَجْهٍ
"Sesungguhnya seburuk-buruk manusia adalah yang 'bermuka dua'. Manakala ia mendatangi ini dengan satu muka dan mendatangi yang itu dengan muka lain." (Muttafaqun 'alaihi)
Ketahuilah, seseorang yang suka berbicara jelek di belakangmu bererti dia itu:
1. Iri denganmu
2. Perhatian denganmu
3. Takut denganmu
Kerana itu, ketika dia berada di depanmu dia berkata baik (berbeza dengan di belakangmu). Ini ertinya:
1. Kau disegani dirinya
2. Kau ditakuti dirinya
3. Kau disungkani dirinya
Maka dari itu berbahagialah saat kau dicemuh di belakangmu, ini takkan membuatmu rendah, namun semakin tinggi.
✅📄🖍️📢 HUKUM MENGAMBIL SESUATU DARI RAMBUT, KUKU, ATAU KULIT; JIKA ADA KEPERLUAN
✍🏻 Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah mengatakan,
ﻭﺃﻣﺎ ﻣﻦ اﺣﺘﺎﺝ ﺇﻟﻰ ﺃﺧﺬ اﻟﺸﻌﺮ ﻭاﻟﻈﻔﺮ ﻭاﻟﺒﺸﺮﺓ ﻓﺄﺧﺬﻫﺎ ﻓﻼ ﺣﺮﺝ ﻋﻠﻴﻪ، ﻣﺜﻞ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺑﻪ ﺟﺮﺡ ﻓﻴﺤﺘﺎﺝ ﺇﻟﻰ ﻗﺺ اﻟﺸﻌﺮ ﻋﻨﻪ، ﺃﻭ ﻳﻨﻜﺴﺮ ﻇﻔﺮﻩ ﻓﻴﺆﺫﻳﻪ ﻓﻴﻘﺺ ﻣﺎ ﻳﺘﺄﺫﻯ ﺑﻪ، ﺃﻭ ﺗﺘﺪﻟﻰ ﻗﺸﺮﺓ ﻣﻦ ﺟﻠﺪﻩ ﻓﺘﺆﺫﻳﻪ ﻓﻴﻘﺼﻬﺎ، ﻓﻼ ﺣﺮﺝ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻛﻠﻪ
“Adapun seseorang (yang akan berkurban) memiliki keperluan untuk mengambil rambut, kuku dan kulit; maka tidak mengapa (jika dia melakukannya).
Misal:
– terdapat suatu luka yang menyebabkan perlunya menggunting rambutnya, atau
– kukunya patah yang menyebabkan hal tersebut mengganggunya, sehingga dipotong bagian kuku yang mengganggu tersebut, atau
– kulitnya ada yang terjuntai sehingga mengganggunya lalu diambil bagian yang mengganggu tersebut;
semua hal tersebut hukumnya tidak mengapa.”
📚 Ahkaam al-Udhhiyah Wa adz-Dzakaah hlm. 55
✍🏻 Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah mengatakan,
ﻭﺃﻣﺎ ﻣﻦ اﺣﺘﺎﺝ ﺇﻟﻰ ﺃﺧﺬ اﻟﺸﻌﺮ ﻭاﻟﻈﻔﺮ ﻭاﻟﺒﺸﺮﺓ ﻓﺄﺧﺬﻫﺎ ﻓﻼ ﺣﺮﺝ ﻋﻠﻴﻪ، ﻣﺜﻞ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺑﻪ ﺟﺮﺡ ﻓﻴﺤﺘﺎﺝ ﺇﻟﻰ ﻗﺺ اﻟﺸﻌﺮ ﻋﻨﻪ، ﺃﻭ ﻳﻨﻜﺴﺮ ﻇﻔﺮﻩ ﻓﻴﺆﺫﻳﻪ ﻓﻴﻘﺺ ﻣﺎ ﻳﺘﺄﺫﻯ ﺑﻪ، ﺃﻭ ﺗﺘﺪﻟﻰ ﻗﺸﺮﺓ ﻣﻦ ﺟﻠﺪﻩ ﻓﺘﺆﺫﻳﻪ ﻓﻴﻘﺼﻬﺎ، ﻓﻼ ﺣﺮﺝ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻛﻠﻪ
“Adapun seseorang (yang akan berkurban) memiliki keperluan untuk mengambil rambut, kuku dan kulit; maka tidak mengapa (jika dia melakukannya).
Misal:
– terdapat suatu luka yang menyebabkan perlunya menggunting rambutnya, atau
– kukunya patah yang menyebabkan hal tersebut mengganggunya, sehingga dipotong bagian kuku yang mengganggu tersebut, atau
– kulitnya ada yang terjuntai sehingga mengganggunya lalu diambil bagian yang mengganggu tersebut;
semua hal tersebut hukumnya tidak mengapa.”
📚 Ahkaam al-Udhhiyah Wa adz-Dzakaah hlm. 55
*💪ADAKAH MASALAH MANHAJ KELAK AKAN DITANYAI OLEH ALLAH DI HARI AKHIRAT NANTI ❓ADAKAH MANHAJ YANG DIIKUTI SESEORANG MENENTUKAN SESEORANG TERSEBUT MASUK SYURGA ATAU NERAKA ❓
🔑Nabi kita sallallaahu ‘alayhi wa sallam pernah bersabda :
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُسْأَلُ عَنْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَعْنِى الْعَبْدَ مِنَ النَّعِيمِ أَنْ يُقَالَ لَهُ أَلَمْ نُصِحَّ لَكَ جِسْمَكَ وَنُرْوِيكَ مِنَ الْمَاءِ الْبَارِدِ
“Sungguh nikmat yang AKAN DITANYAKAN PERTAMA KALI PADA HARI KIAMAT (BERKAIT URUSAN NI’MAT -pent) adalah dengan pertanyaan: “Bukankah Kami telah memberikan KESIHATAN PADA JASADMU dan telah memberikan padamu AIR DINGIN ❓
(HR. Tirmidzi [3358] Kata Al Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami’ [2022] : ‘Sahih’.
Hadith di atas bersama dengan ayat ini :
ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ
“Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang KENIKMATAN (yang Allah anugerahkan kepadamu)
(QS. At Takatsur: 8).
Masih berkait ayat di atas, dalam hadithnya dikisahkan bahawa Abu Bakar dan ‘Umar radhiallaahu ‘anhumaa keduanya sedang makan KURMA dan AIR (DINGIN BIASA), maka segera Nabi sallallaahu ‘alayhi wa sallam mengingatkan kepada dua shahabatnya tersebut;
هذا من النَّعيمِ الذي تُسألون عنه
‘Ini termasuk ni’mat YANG KAMU AKAN DIMINTA BERTANGGUNGJAWAB (KELAK DI HARI KIAMAT) ❗’
(HR. Ahmad dll. Kata Syu’aib al Arna’uth rahimahullah dalam Takhrijnya atas Musnad Ahmad [14.637] :’Sahih atas syarat Muslim’)
Sebahagian ahli tafsir dalam kalangan salaf menyebutkan juga di dalamnya bahawa kelak yang akan ditanyakan Allah di hari kiamat adalah MADU, MINYAK SAMIN, ROTI, RUMAH YANG KITA HUNI, dsb.
Lihatlah lebih lengkap dalam Tafsir Ibnu Katsir [VIII:474-478]
*📌SISI PENDALILAN.*
📢Jika ‘SEKADAR’ AIR DINGIN YANG KITA MINU, ROTI ATAU NASI YANG KITA MAKAN, DAN SEAGAINYA ITU SAJA AKAN DITANYAKAN DAN DIMINTA BERTANGGUNGJAWAB, MAKA BAGAIMANA MUNGKIN MASALAH MANHAJ YANG SUDAH PASTI BERKAITAN DENGAN AQIDAH TIDAK AKAN DITANYA ATAU DIPERTANGGUNGJAWABKAN ❓
Bukankah MANHAJ itu adalah ROH AGAMA dan termasuk penentu selamat atau tidaknya seseorang ❓
Bgaimana mungin ROH AGAMA tidak akan diminta kita untuk bertanggungjawab ❓
Bukankah ketika Nabi sallallaahu ‘alayhi wa sallam mengatakan UMMAT INI AKAN PECAH MENJADI 73 GOLONGAN DAN SEMUANYA MASUK NERAKA KECUALI SATU SAJA GOLONGAN (YANG SELAMAT), ini bererti berkait MANHAJ atau bukan❓
Bagaimana mungkin MANHAJ TIDAK AKAN DITANYA DAN DIMINTA kita BERTANGGUNGJAWAB OLEH ALLAH ❓
Sungguh pemikiran yang aneh ❗
JIKA URUSAN ‘SEKADAR’ SETEGUK AIR DINGIN SAJA AKAN DITANYA UNTUK KITA BERTANGGUNGJAWAB, DAN BERPOTENSI AKAN MENYERETNYA KE NERAKA ATAU MASUK SYURGA -TERGANTUNG IA MINUM AIR DINGIN TERSEBUT DENGAN MENSYUKURINYA ATAU TIDAK-, MAKA SUDAH PASTI MASALAH MANHAJ JAUH LEBIH PENTING DARI SEKADAR URUSAN SETEGUK AIR DINGIN DAN LEBIH MENENTUKAN SYURGA DAN NERAKANYA SESEORANG BI’IDZNILLAH ❗
Ini perkara yang rasanya tidak memerlukan lagi penjelasan.
Kerana itulah SYAIKH FAUZAN hafizhahullah ketika ditanya:
هل يتوقف على صحة المنهج جنة أو نار؟!
‘Apakah BENARNYA MANHAJ (YANG DIIKUTI SESEORANG) MENENTUKAN SESEORANG TERSEBUT MASUK SYURGA ATAU NERAKA ❓
Beliau hafizhahullah menjawab :
نعم، المنهج إذا كان صحيحاً صار صاحبه من أهل الجنة؛
فإذا كان على منهج الرسول - صلى الله عليه وسلم –
ومنهج السلف الصالح يصير من أهل الجنة بإذن الله،
وإذا صار على منهج الضُّلاِّل فهو مُتَوَعَّدٌ بالنار فَصِحَّة المنهج من عدمها يترتب عليها جنة أو نار
Iya (benar), MANHAJ (YANG DIIKUTI SESEORANG ITU -pent) JIKA BENAR (MANHAJ YANG DIIKUTNYA) AKAN MENJADI PENDUDUK SYURGA. (Manhaj yang benar ini adalah -pent) jika dia berada di atas manhaj Rasulullah sallallaahu 'alaihi wa sallam dan MANHAJ AS SALAF AS SOLEH, maka dia akan menjadi PENDUDUK SYURGA dengan izin Allah.
(Sebalikya) jika dia berada diatas MANHAJ YANG SESAT, maka dia TERANCAM DENGAN API NERAKA ❗
Dengan demikian MAKA BENARLAH BAHAWA SAHIH DAN TIDAK SAHINYA MAHAJ MENENTUKAN SESEORANG ADAKAH AKAN DI SYURGA ATAU DI NERAKA ❗
(al Ajwibah al Mufiidah [77])
Walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin, wa sallallaahu ‘alaa Muhammad.
🔑Nabi kita sallallaahu ‘alayhi wa sallam pernah bersabda :
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُسْأَلُ عَنْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَعْنِى الْعَبْدَ مِنَ النَّعِيمِ أَنْ يُقَالَ لَهُ أَلَمْ نُصِحَّ لَكَ جِسْمَكَ وَنُرْوِيكَ مِنَ الْمَاءِ الْبَارِدِ
“Sungguh nikmat yang AKAN DITANYAKAN PERTAMA KALI PADA HARI KIAMAT (BERKAIT URUSAN NI’MAT -pent) adalah dengan pertanyaan: “Bukankah Kami telah memberikan KESIHATAN PADA JASADMU dan telah memberikan padamu AIR DINGIN ❓
(HR. Tirmidzi [3358] Kata Al Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami’ [2022] : ‘Sahih’.
Hadith di atas bersama dengan ayat ini :
ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ
“Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang KENIKMATAN (yang Allah anugerahkan kepadamu)
(QS. At Takatsur: 8).
Masih berkait ayat di atas, dalam hadithnya dikisahkan bahawa Abu Bakar dan ‘Umar radhiallaahu ‘anhumaa keduanya sedang makan KURMA dan AIR (DINGIN BIASA), maka segera Nabi sallallaahu ‘alayhi wa sallam mengingatkan kepada dua shahabatnya tersebut;
هذا من النَّعيمِ الذي تُسألون عنه
‘Ini termasuk ni’mat YANG KAMU AKAN DIMINTA BERTANGGUNGJAWAB (KELAK DI HARI KIAMAT) ❗’
(HR. Ahmad dll. Kata Syu’aib al Arna’uth rahimahullah dalam Takhrijnya atas Musnad Ahmad [14.637] :’Sahih atas syarat Muslim’)
Sebahagian ahli tafsir dalam kalangan salaf menyebutkan juga di dalamnya bahawa kelak yang akan ditanyakan Allah di hari kiamat adalah MADU, MINYAK SAMIN, ROTI, RUMAH YANG KITA HUNI, dsb.
Lihatlah lebih lengkap dalam Tafsir Ibnu Katsir [VIII:474-478]
*📌SISI PENDALILAN.*
📢Jika ‘SEKADAR’ AIR DINGIN YANG KITA MINU, ROTI ATAU NASI YANG KITA MAKAN, DAN SEAGAINYA ITU SAJA AKAN DITANYAKAN DAN DIMINTA BERTANGGUNGJAWAB, MAKA BAGAIMANA MUNGKIN MASALAH MANHAJ YANG SUDAH PASTI BERKAITAN DENGAN AQIDAH TIDAK AKAN DITANYA ATAU DIPERTANGGUNGJAWABKAN ❓
Bukankah MANHAJ itu adalah ROH AGAMA dan termasuk penentu selamat atau tidaknya seseorang ❓
Bgaimana mungin ROH AGAMA tidak akan diminta kita untuk bertanggungjawab ❓
Bukankah ketika Nabi sallallaahu ‘alayhi wa sallam mengatakan UMMAT INI AKAN PECAH MENJADI 73 GOLONGAN DAN SEMUANYA MASUK NERAKA KECUALI SATU SAJA GOLONGAN (YANG SELAMAT), ini bererti berkait MANHAJ atau bukan❓
Bagaimana mungkin MANHAJ TIDAK AKAN DITANYA DAN DIMINTA kita BERTANGGUNGJAWAB OLEH ALLAH ❓
Sungguh pemikiran yang aneh ❗
JIKA URUSAN ‘SEKADAR’ SETEGUK AIR DINGIN SAJA AKAN DITANYA UNTUK KITA BERTANGGUNGJAWAB, DAN BERPOTENSI AKAN MENYERETNYA KE NERAKA ATAU MASUK SYURGA -TERGANTUNG IA MINUM AIR DINGIN TERSEBUT DENGAN MENSYUKURINYA ATAU TIDAK-, MAKA SUDAH PASTI MASALAH MANHAJ JAUH LEBIH PENTING DARI SEKADAR URUSAN SETEGUK AIR DINGIN DAN LEBIH MENENTUKAN SYURGA DAN NERAKANYA SESEORANG BI’IDZNILLAH ❗
Ini perkara yang rasanya tidak memerlukan lagi penjelasan.
Kerana itulah SYAIKH FAUZAN hafizhahullah ketika ditanya:
هل يتوقف على صحة المنهج جنة أو نار؟!
‘Apakah BENARNYA MANHAJ (YANG DIIKUTI SESEORANG) MENENTUKAN SESEORANG TERSEBUT MASUK SYURGA ATAU NERAKA ❓
Beliau hafizhahullah menjawab :
نعم، المنهج إذا كان صحيحاً صار صاحبه من أهل الجنة؛
فإذا كان على منهج الرسول - صلى الله عليه وسلم –
ومنهج السلف الصالح يصير من أهل الجنة بإذن الله،
وإذا صار على منهج الضُّلاِّل فهو مُتَوَعَّدٌ بالنار فَصِحَّة المنهج من عدمها يترتب عليها جنة أو نار
Iya (benar), MANHAJ (YANG DIIKUTI SESEORANG ITU -pent) JIKA BENAR (MANHAJ YANG DIIKUTNYA) AKAN MENJADI PENDUDUK SYURGA. (Manhaj yang benar ini adalah -pent) jika dia berada di atas manhaj Rasulullah sallallaahu 'alaihi wa sallam dan MANHAJ AS SALAF AS SOLEH, maka dia akan menjadi PENDUDUK SYURGA dengan izin Allah.
(Sebalikya) jika dia berada diatas MANHAJ YANG SESAT, maka dia TERANCAM DENGAN API NERAKA ❗
Dengan demikian MAKA BENARLAH BAHAWA SAHIH DAN TIDAK SAHINYA MAHAJ MENENTUKAN SESEORANG ADAKAH AKAN DI SYURGA ATAU DI NERAKA ❗
(al Ajwibah al Mufiidah [77])
Walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin, wa sallallaahu ‘alaa Muhammad.
🍽🕖 ANJURAN BERPUASA DI SEMBILAN HARI AWAL DZULHIJJAH
Anjuran Berpuasa Di Sembilan Hari Awal Dzulhijjah
Telegram: http://t.me/Manhaj_salaf1
Grup WA: https://kontakk.com/wa/Admin_MS2
✍🏻 Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah
Perhatikan hadits berikut:
عَنْ بَعْضِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ تِسْعَ ذِي الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ
Beberapa isteri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan: "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijjah, pada hari Asyura (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya". [HR. Abu Daud no.2437, Ahmad no.22.334. Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud 2129 mengatakan bahwa hadits ini shahih]
Hadits itu jelas menunjukkan bahwa puasa sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah, yakni baik pada seluruh harinya (tanggal 1-9 Dzulhijjah) maupun pada sebagian harinya adalah suatu sunnah.
Menjelaskan hadits di atas, berkata Imam Nawawi rahimahullah: Puasa sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah adalah amalan yang disukai, bahkan sangat dianjurkan, terlebih-lebih untuk tanggal 9 Dzulhijjahnya". (Syarah Shahih Muslim VIII:71)
Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu menceritakan: "Sesungguhnya seorang lelaki bertanya kepadanya: "Sungguh saya masih punya hutang beberapa hari puasa Ramadhan. Bolehkah saya puasa sunnah sembilan hari pertama Dzulhijjah?". Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu menjawab: "Tidak boleh, dahulukan haq Allah, kemudian puasa sunnahlah semaumu". [Al Mushanaf karya ‘Abdur Razaq rahimahullah 7715. Kata Abdul Qadir Al-Junaid dalam Tabsyiirul Ikhwah, sanadnya shahih]
Atsar di atas menunjukkan puasa sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah diakui keberadaannya oleh Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu. Beliau hanya mengingkari bagi yang puasa sembilan hari awal Dzulhijjah sementara masih punya hutang puasa Ramadhan. Adapun kalau tidak punya hutang puasa wajib, maka Abu Hurairah radhiallahu ‘anha bahkan menyepakatinya.
Kesimpulan, disunnahkan berpuasa mulai tanggal satu Dzulhijjah sampai tanggal sembilan Dzulhijjah. Puasa ini boleh dilakukan penuh sembilan hari lamanya, atau boleh pula hanya sebagian hari yang kita maukan, baik dilakukan secara berturut-turut maupun secara selang seli.
Catatan, terkadang hadits yang mebicarakan masalah ini menyebut puasa itu redaksinya sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, padahal yang dimaksudkan jika dikaitkan puasa adalah hanya sembilan hari awal saja, kerana tanggal sepuluh Dzulhijjah adalah hari raya Idul Adha yang haram hukumnya berpuasa.
https://dakwahmanhajsalaf.com/2019/07/anjuran-berpuasa-di-sembilan-hari-awal-dzulhijjah.html
___
Anjuran Berpuasa Di Sembilan Hari Awal Dzulhijjah
Telegram: http://t.me/Manhaj_salaf1
Grup WA: https://kontakk.com/wa/Admin_MS2
✍🏻 Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah
Perhatikan hadits berikut:
عَنْ بَعْضِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ تِسْعَ ذِي الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ
Beberapa isteri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan: "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijjah, pada hari Asyura (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya". [HR. Abu Daud no.2437, Ahmad no.22.334. Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud 2129 mengatakan bahwa hadits ini shahih]
Hadits itu jelas menunjukkan bahwa puasa sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah, yakni baik pada seluruh harinya (tanggal 1-9 Dzulhijjah) maupun pada sebagian harinya adalah suatu sunnah.
Menjelaskan hadits di atas, berkata Imam Nawawi rahimahullah: Puasa sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah adalah amalan yang disukai, bahkan sangat dianjurkan, terlebih-lebih untuk tanggal 9 Dzulhijjahnya". (Syarah Shahih Muslim VIII:71)
Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu menceritakan: "Sesungguhnya seorang lelaki bertanya kepadanya: "Sungguh saya masih punya hutang beberapa hari puasa Ramadhan. Bolehkah saya puasa sunnah sembilan hari pertama Dzulhijjah?". Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu menjawab: "Tidak boleh, dahulukan haq Allah, kemudian puasa sunnahlah semaumu". [Al Mushanaf karya ‘Abdur Razaq rahimahullah 7715. Kata Abdul Qadir Al-Junaid dalam Tabsyiirul Ikhwah, sanadnya shahih]
Atsar di atas menunjukkan puasa sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah diakui keberadaannya oleh Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu. Beliau hanya mengingkari bagi yang puasa sembilan hari awal Dzulhijjah sementara masih punya hutang puasa Ramadhan. Adapun kalau tidak punya hutang puasa wajib, maka Abu Hurairah radhiallahu ‘anha bahkan menyepakatinya.
Kesimpulan, disunnahkan berpuasa mulai tanggal satu Dzulhijjah sampai tanggal sembilan Dzulhijjah. Puasa ini boleh dilakukan penuh sembilan hari lamanya, atau boleh pula hanya sebagian hari yang kita maukan, baik dilakukan secara berturut-turut maupun secara selang seli.
Catatan, terkadang hadits yang mebicarakan masalah ini menyebut puasa itu redaksinya sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, padahal yang dimaksudkan jika dikaitkan puasa adalah hanya sembilan hari awal saja, kerana tanggal sepuluh Dzulhijjah adalah hari raya Idul Adha yang haram hukumnya berpuasa.
https://dakwahmanhajsalaf.com/2019/07/anjuran-berpuasa-di-sembilan-hari-awal-dzulhijjah.html
___
DANA KULIAH ONLINE MINGGUAN PERCUMA.
Gerakan PENA Malaysia berhasrat untuk memulakan kembali kuliah secara mingguan. Insyaallah akan diadakan pada waktu yang terdekat.
Kuliah-kuliah ini akan dimanfaatkan oleh semua yang mengikuti Gerakan PENA Malaysia. Tiada cas untuk bersama kuliah tersebut.
Video kuliah pula akan di save dan diletakkan di Youtube dan Instagram untuk tontonan ramai.
Bagi sesiapa yang ingin bersama dalam saham ini, boleh lah bank-in kan dana melalui Bank Islam Malaysia
Gerakan Pena Enterprise
0505 80100 32468
REFF: Kuliah
Target kutipan ialah sebanyak RM5,000 untuk perbelanjaan kuliah sepanjang 3-4 bulan. Sumbangan anda amat kami hargai.
Minta tolong juga untuk komen dan share post ini insyaallah.
Sebarang soalan boleh berhubung dengan Abu Ubaidah : 011-1010 8179
Abu Mawar : 011-10647891
Gerakan PENA Malaysia berhasrat untuk memulakan kembali kuliah secara mingguan. Insyaallah akan diadakan pada waktu yang terdekat.
Kuliah-kuliah ini akan dimanfaatkan oleh semua yang mengikuti Gerakan PENA Malaysia. Tiada cas untuk bersama kuliah tersebut.
Video kuliah pula akan di save dan diletakkan di Youtube dan Instagram untuk tontonan ramai.
Bagi sesiapa yang ingin bersama dalam saham ini, boleh lah bank-in kan dana melalui Bank Islam Malaysia
Gerakan Pena Enterprise
0505 80100 32468
REFF: Kuliah
Target kutipan ialah sebanyak RM5,000 untuk perbelanjaan kuliah sepanjang 3-4 bulan. Sumbangan anda amat kami hargai.
Minta tolong juga untuk komen dan share post ini insyaallah.
Sebarang soalan boleh berhubung dengan Abu Ubaidah : 011-1010 8179
Abu Mawar : 011-10647891
✋🏻📢📝⚠️ HOMOSEKSUAL MENURUT ULAMA MAZHAB SYAFI’I
Imam An-Nawawi [5] rahimahullah
“Pernyataan kami (sebelumnya) ‘memasukkan kemaluan’, termasuk di antaranya adalah liwath (homoseksual). Liwath termasuk perkara keji lagi dosa besar. Apabila ia melakukannya terhadap sesama lelaki (homoseksual), ada dua pendapat tentang hukuman bagi pelakunya:
a. Hukumannya sama dengan hukuman perbuatan zina, yaitu:
• dirajam bagi yang sudah menikah
• dicambuk dan diasingkan bagi yang belum menikah.
b. Dibunuh, baik bagi yang telah menikah maupun yang belum.
Ada beberapa pendapat tentang tata cara membunuhnya:
• dipenggal dengan pedang, sebagaimana hukuman bagi orang yang murtad.
• dirajam sebagai bentuk hukuman keras untuknya.
• diruntuhkan tembok atasnya (hingga mati) atau dijatuhkan dari tempat ketinggian sampai mati.”
(Lihat Raudhatut Thalibin 10/90)
[5] Seorang ulama bermazhab Syafi’i, wafat pada 676 H.
🌎 Selengkapnya: https://asysyariah.com/homoseksual-menurut-ulama-empat-mazhab
Imam An-Nawawi [5] rahimahullah
“Pernyataan kami (sebelumnya) ‘memasukkan kemaluan’, termasuk di antaranya adalah liwath (homoseksual). Liwath termasuk perkara keji lagi dosa besar. Apabila ia melakukannya terhadap sesama lelaki (homoseksual), ada dua pendapat tentang hukuman bagi pelakunya:
a. Hukumannya sama dengan hukuman perbuatan zina, yaitu:
• dirajam bagi yang sudah menikah
• dicambuk dan diasingkan bagi yang belum menikah.
b. Dibunuh, baik bagi yang telah menikah maupun yang belum.
Ada beberapa pendapat tentang tata cara membunuhnya:
• dipenggal dengan pedang, sebagaimana hukuman bagi orang yang murtad.
• dirajam sebagai bentuk hukuman keras untuknya.
• diruntuhkan tembok atasnya (hingga mati) atau dijatuhkan dari tempat ketinggian sampai mati.”
(Lihat Raudhatut Thalibin 10/90)
[5] Seorang ulama bermazhab Syafi’i, wafat pada 676 H.
🌎 Selengkapnya: https://asysyariah.com/homoseksual-menurut-ulama-empat-mazhab
🌏💥🌩️ KETERASINGAN YANG SEMAKIN DAHSYAT DAN SEMAKIN BERAT
▪️ Fadhilatus Syaikh Dr. Al-Allamah Abdussalam bin Barjas Alu Abdil Karim rahimahullahu Ta'ala rahmatan wasi'ah berkata:
ﻻ ﺷﻚ ﺃﻥ اﻟﻐﺮﺑﺔ ﻗﺪ اﺷﺘﺪ اﺳﺘﺤﻜﺎﻣﻬﺎ، ﻭﻋﻈﻢ ﺃﻣﺮﻫﺎ - ﻭﻻ ﺣﻮﻝ ﻭﻻ ﻗﻮﺓ ﺇﻻ ﺑﺎﻟﻠﻪ اﻟﻌﻠﻲ اﻟﻌﻈﻴﻢ -، ﻓﻤﻦ ﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ اﻟﺴﻨﺔ ﻓﻠﻴﺤﻤﺪ اﻟﻠﻪ - ﺗﻌﺎﻟﻰ - ﻋﻠﻰ ﻫﺬا اﻟﻔﻀﻞ، ﻭﻟﻴﺴﺄﻝ اﻟﻠﻪ - ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ - اﻟﺜﺒﺎﺕ ﻋﻠﻴﻪ .
ﻭﺃﻣﺎ ﻣﻦ ﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺃﻫﻠﻬﺎ ﻓﻴﺎ ﻟﺨﻴﺒﺘﻪ! ﻣﺎ ﺃﻋﻈﻢ ﻣﺼﻴﺒﺘﻪ! ﻭﻣﺎ ﺃﺷﺪ ﺧﺴﺎﺭﺗﻪ! ﻓﻠﻴﻌﺪ ﺇﻟﻰ ﺭﺑﻪ - ﺟﻞ ﻭﻋﻼ - ﻭﻟﻴﺮاﺟﻊ ﺩﻳﻨﻪ، ﻓﺈﻥ اﻹﺳﻼﻡ ﻫﻮ اﻟﺴﻨﺔ ﻭاﻟﺴﻨﺔ ﻫﻲ اﻹﺳﻼﻡ، ﻭﻻ ﻳﻘﻮﻡ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﺇﻻ ﺑﺎﻵﺧﺮ .
🌘 "Tidak diragukan lagi bahwa keterasingan semakin dahsyat, semakin berat -wa laa haula walaa quwwata illa billahil 'aliyil 'adzim- maka barang siapa berada di barisan penegak sunnah maka hendaknya dia memuji Allah Ta'ala atas keutamaan ini dan selayaknya dia meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala kekukuhan menjalaninya.
Adapun jika dia bukan orang-orang yang berjalan di jalan para pejuang sunnah maka betapa meruginya dia, betapa besarnya musibah yang menimpanya, betapa beratnya penderitaannya, hendaklah dia kembali kepada Rabbnya Jalla wa 'Ala, menelaah kembali agamanya kerana sungguh Islam adalah sunnah dan sunnah adalah Islam, salah satunya tidak dapat tegak tanpa topangan dari yang lain."
📚 Ar-Raddul 'Ilmiy 'Ala Munkirit Tashnif, 22
• • • •
▪️ Fadhilatus Syaikh Dr. Al-Allamah Abdussalam bin Barjas Alu Abdil Karim rahimahullahu Ta'ala rahmatan wasi'ah berkata:
ﻻ ﺷﻚ ﺃﻥ اﻟﻐﺮﺑﺔ ﻗﺪ اﺷﺘﺪ اﺳﺘﺤﻜﺎﻣﻬﺎ، ﻭﻋﻈﻢ ﺃﻣﺮﻫﺎ - ﻭﻻ ﺣﻮﻝ ﻭﻻ ﻗﻮﺓ ﺇﻻ ﺑﺎﻟﻠﻪ اﻟﻌﻠﻲ اﻟﻌﻈﻴﻢ -، ﻓﻤﻦ ﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ اﻟﺴﻨﺔ ﻓﻠﻴﺤﻤﺪ اﻟﻠﻪ - ﺗﻌﺎﻟﻰ - ﻋﻠﻰ ﻫﺬا اﻟﻔﻀﻞ، ﻭﻟﻴﺴﺄﻝ اﻟﻠﻪ - ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ - اﻟﺜﺒﺎﺕ ﻋﻠﻴﻪ .
ﻭﺃﻣﺎ ﻣﻦ ﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺃﻫﻠﻬﺎ ﻓﻴﺎ ﻟﺨﻴﺒﺘﻪ! ﻣﺎ ﺃﻋﻈﻢ ﻣﺼﻴﺒﺘﻪ! ﻭﻣﺎ ﺃﺷﺪ ﺧﺴﺎﺭﺗﻪ! ﻓﻠﻴﻌﺪ ﺇﻟﻰ ﺭﺑﻪ - ﺟﻞ ﻭﻋﻼ - ﻭﻟﻴﺮاﺟﻊ ﺩﻳﻨﻪ، ﻓﺈﻥ اﻹﺳﻼﻡ ﻫﻮ اﻟﺴﻨﺔ ﻭاﻟﺴﻨﺔ ﻫﻲ اﻹﺳﻼﻡ، ﻭﻻ ﻳﻘﻮﻡ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﺇﻻ ﺑﺎﻵﺧﺮ .
🌘 "Tidak diragukan lagi bahwa keterasingan semakin dahsyat, semakin berat -wa laa haula walaa quwwata illa billahil 'aliyil 'adzim- maka barang siapa berada di barisan penegak sunnah maka hendaknya dia memuji Allah Ta'ala atas keutamaan ini dan selayaknya dia meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala kekukuhan menjalaninya.
Adapun jika dia bukan orang-orang yang berjalan di jalan para pejuang sunnah maka betapa meruginya dia, betapa besarnya musibah yang menimpanya, betapa beratnya penderitaannya, hendaklah dia kembali kepada Rabbnya Jalla wa 'Ala, menelaah kembali agamanya kerana sungguh Islam adalah sunnah dan sunnah adalah Islam, salah satunya tidak dapat tegak tanpa topangan dari yang lain."
📚 Ar-Raddul 'Ilmiy 'Ala Munkirit Tashnif, 22
• • • •
💦💨 BERSIN KETIKA SOLAT?
Jika saya bersin dan saya sedang melaksanakan sholat, apakah saya mengucapkan alhamdulillah??
Al Lajnah Ad Daimah berkata :
''Barangsiapa yang bersin dan dia sedang malaksanakan sholat, maka disyariatkan baginya untuk memuji Allah Subhaanahu baik itu sholat fardhu ataupun sholat nafilah, Yang demikian merupakan pendapat majoriti ulama baik itu para sahabat dan tabi'in ''
(Fatawa Al Lajnah Ad Daimah 26/113)
📌t.me/tarbiahsimple
Jika saya bersin dan saya sedang melaksanakan sholat, apakah saya mengucapkan alhamdulillah??
Al Lajnah Ad Daimah berkata :
''Barangsiapa yang bersin dan dia sedang malaksanakan sholat, maka disyariatkan baginya untuk memuji Allah Subhaanahu baik itu sholat fardhu ataupun sholat nafilah, Yang demikian merupakan pendapat majoriti ulama baik itu para sahabat dan tabi'in ''
(Fatawa Al Lajnah Ad Daimah 26/113)
📌t.me/tarbiahsimple
🫀🔰 RASA TAKUT YANG BERNILAI SYIRIK
Telegram: http://t.me/Manhaj_salaf1
Grup WA: https://kontakk.com/wa/Admin_MS2
Perasaan takut atau khauf termasuk amal ibadah yang paling agung apabila perasaan itu ditujukan kepada Allah ‘Azza wa Jalla, kerana khauf merupakan salah satu dari rukun ibadah [rukun ibadah: cinta (mahabbah), takut (khauf), dan harap (raja’)]. Sehingga suatu amalan yang termasuk ibadah harus ditujukan untuk Allah Ta’ala semata, jika tujuannya bukan untuk Allah ‘Azza wa Jalla, maka hukumnya boleh menjadi syirik akbar. Oleh kerana itu, hendaknya seorang muslim mengenal macam-macam khauf agar tidak terjerumus pada kesyirikan.
Rasa Takut yang Tergolong Syirik.
Bentuk takut yang tergolong syirik ada 3 macam:
a. Memalingkan takut yang ibadah kepada selain Allah ‘Azza wa Jalla. Misalnya seseorang tidak berani masuk kuburan keramat dengan berjalan tegak sehingga ia masuk dengan cara merangkak. Hal tersebut merupakan khauf (takut) yang *disertai dengan perendahan diri dan hukumnya syirik akbar* kerana memalingkan suatu amal ibadah kepada selain Allah Ta’ala.
b. Takut kepada mayit atau syaithan dan beranggapan bahwa mereka dapat mendatangkan kemudharatan. Hal ini bisa tergolong ke dalam syirik akbar. Misalnya, ketika seseorang hendak berjalan melewati kuburan, ia takut jika mayitnya akan bangkit dan mencekiknya. Seseorang tidak berani memakai baju warna hijau apabila hendak masuk ke suatu tempat karena beranggapan jin/syaitan di tempat tersebut bisa mendatangkan bahaya baginya jika ia memakai baju dengan warna hijau tersebut.
Seseorang membunyikan hon kenderaannya ketika berada di suatu terowongan kerana beranggapan jin/syaitan di terowongan tersebut akan mendatangkan bahaya baginya jika ia tidak membunyikan hon.
c. Takut pada makhluk disertai anggapan bahwa makhluk tersebut dapat memudharatkan (membahayakan) baginya, padahal hanya Allah ‘Azza wa Jalla yang mampu melakukannya. Misalnya yang terkait dengan kematian, rezeki, dan sebagainya. Ini hukumnya syirik akbar.
Source: Muslimahorid
___
Telegram: http://t.me/Manhaj_salaf1
Grup WA: https://kontakk.com/wa/Admin_MS2
Perasaan takut atau khauf termasuk amal ibadah yang paling agung apabila perasaan itu ditujukan kepada Allah ‘Azza wa Jalla, kerana khauf merupakan salah satu dari rukun ibadah [rukun ibadah: cinta (mahabbah), takut (khauf), dan harap (raja’)]. Sehingga suatu amalan yang termasuk ibadah harus ditujukan untuk Allah Ta’ala semata, jika tujuannya bukan untuk Allah ‘Azza wa Jalla, maka hukumnya boleh menjadi syirik akbar. Oleh kerana itu, hendaknya seorang muslim mengenal macam-macam khauf agar tidak terjerumus pada kesyirikan.
Rasa Takut yang Tergolong Syirik.
Bentuk takut yang tergolong syirik ada 3 macam:
a. Memalingkan takut yang ibadah kepada selain Allah ‘Azza wa Jalla. Misalnya seseorang tidak berani masuk kuburan keramat dengan berjalan tegak sehingga ia masuk dengan cara merangkak. Hal tersebut merupakan khauf (takut) yang *disertai dengan perendahan diri dan hukumnya syirik akbar* kerana memalingkan suatu amal ibadah kepada selain Allah Ta’ala.
b. Takut kepada mayit atau syaithan dan beranggapan bahwa mereka dapat mendatangkan kemudharatan. Hal ini bisa tergolong ke dalam syirik akbar. Misalnya, ketika seseorang hendak berjalan melewati kuburan, ia takut jika mayitnya akan bangkit dan mencekiknya. Seseorang tidak berani memakai baju warna hijau apabila hendak masuk ke suatu tempat karena beranggapan jin/syaitan di tempat tersebut bisa mendatangkan bahaya baginya jika ia memakai baju dengan warna hijau tersebut.
Seseorang membunyikan hon kenderaannya ketika berada di suatu terowongan kerana beranggapan jin/syaitan di terowongan tersebut akan mendatangkan bahaya baginya jika ia tidak membunyikan hon.
c. Takut pada makhluk disertai anggapan bahwa makhluk tersebut dapat memudharatkan (membahayakan) baginya, padahal hanya Allah ‘Azza wa Jalla yang mampu melakukannya. Misalnya yang terkait dengan kematian, rezeki, dan sebagainya. Ini hukumnya syirik akbar.
Source: Muslimahorid
___
🔊🗯️⚡ KESOMBONGAN DAN AKIBAT BURUKNYA
🌿 Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.” (HR. Muslim dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu)
▪️ Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Kerana kesombongan inilah, orang-orang Yahudi terus-menerus berada di atas kebatilan mereka. Sebab, dalam hati mereka terdapat kesombongan, kedengkian, keras kepala, dan tabiat-tabiat jelek lainnya.” (Naqdhul Manthiq, hlm. 27)
▪️ Ibnul Jauzi rahimahullah berkata, Orang yang sombong adalah yang menganggap dirinya lebih tinggi daripada orang lain (dalam segala perkara).” (at-Tabshirah, 2/222)
▪️ Imam asy-Syathibi rahimahullah berkata, “Orang-orang yang telah menjadikan hawa nafsunya sebagai pemutus segala sesuatu, mereka tidak akan memedulikan apa pun. Mereka sama sekali tidak akan mau memperhitungkan berbagai hal yang bertentangan dengan pendapatnya. Mereka juga tidak mau introspeksi diri atau mengevaluasi pendapat-pendapatnya."
Hal ini tidak seperti sikap orang-orang yang berusaha mencurigai dirinya sendiri (barangkali kesalahan ada di pihaknya), dan akan berhenti tatkala menimbulkan suatu masalah (padahal inilah sikap orang-orang yang berakal).” (al-I’tisham, 2/269)
🌐 Simak selengkapnya:
https://asysyariah.com/kebenaran-tercampakkan-karena-kedengkian-dan-kesombongan/
🌿 Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.” (HR. Muslim dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu)
▪️ Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Kerana kesombongan inilah, orang-orang Yahudi terus-menerus berada di atas kebatilan mereka. Sebab, dalam hati mereka terdapat kesombongan, kedengkian, keras kepala, dan tabiat-tabiat jelek lainnya.” (Naqdhul Manthiq, hlm. 27)
▪️ Ibnul Jauzi rahimahullah berkata, Orang yang sombong adalah yang menganggap dirinya lebih tinggi daripada orang lain (dalam segala perkara).” (at-Tabshirah, 2/222)
▪️ Imam asy-Syathibi rahimahullah berkata, “Orang-orang yang telah menjadikan hawa nafsunya sebagai pemutus segala sesuatu, mereka tidak akan memedulikan apa pun. Mereka sama sekali tidak akan mau memperhitungkan berbagai hal yang bertentangan dengan pendapatnya. Mereka juga tidak mau introspeksi diri atau mengevaluasi pendapat-pendapatnya."
Hal ini tidak seperti sikap orang-orang yang berusaha mencurigai dirinya sendiri (barangkali kesalahan ada di pihaknya), dan akan berhenti tatkala menimbulkan suatu masalah (padahal inilah sikap orang-orang yang berakal).” (al-I’tisham, 2/269)
🌐 Simak selengkapnya:
https://asysyariah.com/kebenaran-tercampakkan-karena-kedengkian-dan-kesombongan/