TIP Sukses by @JumadiSubur

Tulisan Inspirasi Pagi (TIP) untuk Sukses Sejati | karir – bisnis – hidup |

View in Telegram

Recent Posts

AKSI NYATA


Dalam sebuah kisah fabel diceritakan berkumpulnya tikus-tikus untuk berdiskusi dan memutuskan untuk membuat rencana yang akan membebaskan mereka selama-lamanya dari musuh mereka, yaitu kucing. Mereka berharap paling tidak mereka akan menemukan cara agar tahu kapan kucing tersebut akan datang, sehingga mereka mempunyai waktu untuk lari. Karena selama ini mereka terus hidup dalam ketakutan pada cakar kucing tersebut dan mereka terkadang sangat takut untuk keluar dari sarangnya.

Banyak rencana yang telah didiskusikan, berbagai kajian dan pendapat telah dikemukakan hingga akhirnya seekor tikus yang masih muda bangkit berdiri dan berkata:

“Saya mempunyai rencana yang mungkin terlihat sangat sederhana, tetapi saya bisa menjamin bahwa rencana ini akan berhasil. Yang perlu kita lakukan hanyalah menggantungkan sebuah lonceng pada leher kucing itu. Ketika kita mendengar lonceng berbunyi, kita bisa langsung tahu bahwa musuh kita telah datang.”

Semua tikus yang mendengar rencana tersebut terkejut karena mereka tidak pernah memikirkan rencana tersebut sebelumnya. Mereka kemudian bergembira karena merasa rencana itu sangat bagus, tetapi di tengah-tengah kegembiraan mereka, seekor tikus yang lebih tua maju ke depan dan berkata:

“Saya mengatakan bahwa rencana dari tikus muda itu sangatlah bagus. Tetapi saya akan memberikan satu pertanyaan: Siapa yang akan mengalungkan lonceng pada kucing tersebut?”

Semua terdiam, tidak ada yang dapat mengemukakan pendapat. Dan pertemuan itu pun terhenti sampai disitu.

Banyak diantara kita punya rencana, visi hidup yang tinggi, namun tidak banyak mencapai visi dan rencananya itu. Penyebab utamanya adalah karena tidak ada usaha untuk mewujudkannya dalam bentuk aksi nyata. Sebagian besar hanya tersimpan dalam dokumen rencana dan hanya dalam bentuk wacana. Tidak direalisasikan dalam aksi nyata.

Demikian juga dalams ebuah organisasi, lembaga maupun perusahaan. Sering hanya terjebak dalam euforia membuat rencana kerja dan menysusun visi misi yang wah dan begitu ideal, namun sayangnya lemah dalam membuat langkah nyata mewujudkannya.


Jadi, mulai sekarang, lakukan tindakan nyata untuk mewujudkan rencana dan target Anda. Take action! Lakukan aksi nyata. Seribu langkah hanya akan terlaksana jika Anda memulai langkah pertama.

(JS)
""Cara Yang Berbeda:

Serombongan semut bersama-sama mengangkat seekor lalat. Lalat itu lemas dan sekarat setelah seharian berusaha keluar dari rumah dengan cara mengitari dan menabrak kaca jendela rumah. Namun setelah berulang kali mencoba, lalat itu lemas dan jatuh ke lantai, sekarat.

Seekor seekor semut kecil bertanya kepada semut yang lebih tua, “Lalat itu telah berusaha keras. Kenapa tidak berhasil?”

Masih sambil berjalan dan memanggul bangkai lalat, semut tua itu menjawab, “Lalat itu tak kenal menyerah dan telah mencoba berulang kali, hanya saja dia melakukannya dengan cara-cara yang sama.”

Semut tua itu memerintahkan rekan-rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan perkataannya, namun kali ini dengan mimik dan nada lebih serius, “Ingat anak muda, jika kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sama tapi mengharapkan hasil yang berbeda, maka nasib kamu akan seperti lalat ini.”

Begitulah sahabat, jangan pernah berhenti untuk mencari cara lain. Bila selama ini kita selalu berkata, “Hidup ini tidak adil”. Sekarang coba ubah dengan selalu bertanya, “Apa yang bisa saya lakukan?”Jika selama ini kita selalu pesimis dan tidak percaya diri dengan selalu mengatakan, “Inilah saya apa adanya”. Maka mulai saat ini cobalah untuk mengubah sebuah pertanyaan baru yang menantang dan optimis, “Bagaimana saya bisa memperbaiki diri”

Bila suatu saat muncul godaan untuk mengeluh dan berkata, “Yah, mau bagaimana lagi?” Segera ganti sinyal tersebut dengan kata-kata, “Selalu ada yang bisa saya lakukan”

Dalam kehidupan ini memang tidak ada yang sempurna, karena kesempurnaan tersebut hanyalah milik Sang Khalik. Tugas kita dalam setiap kegiatan dan aktivitas yang kita lakukan adalah berbuat yang terbaik dengan segala daya dan kemampuan yang kita miliki.

Selama nafas di kandung badan maka selama itu pula kita tidak akan pernah lepas dari berbagai macam permasalahan. Kita harus selalu berusaha untuk mencari cara agar kehidupan ini menjadi lebih menarik, salah satunya adalah dengan melihat berbagai hal dari sudut pandang yang baru dan dengan cara yang berbeda.[]
"Mengukur Sepatu Orang Lain dengan Kaki Kita"

Pernahkah kita mendengar ada orang yang membeli sepatu seharga 5 Juta, lalu kita bilang dia boros. Karena menurut kita harga sepatu 500 ribu yang kita beli sudah cukup bagus. Padahal tanpa sepengetahuan kita, sebenarnya orang itu telah berhemat, dari anggaran 20 Juta untuk harga sepatu yang biasa dia beli.

Pernahkah kita mendengar ada orang yang LDM (Long Distance Marriage), berpisah jauh dari istrinya demi pekerjaannya, lalu dalam hati kita bilang ia telah gegabah. Mengambil resiko dengan menggadaikan keluarga demi sejumlah gaji dan penghasilan. Padahal tanpa kita tahu dia berusaha keras membangun komunikasi dan kebahagiaan keluarga sehingga rumah tangganya tetap harmonis.

Pernahkah kita merasa orang lain hidup berlebih saat ia bercerita tentang kebutuhan belanjanya 10 Juta sebulan, sedangkan kita cukup dengan pengeluaran 1-2 Juta per bulan. Padahal tanpa sepengetahuan kita, dia sedekah lebih banyak dari belanjanya. Dia juga tidak pernah berhutang kepada kita atau orang lain.

Siapa yang rugi? Kita.
Maka marilah berhenti mengukur sepatu orang lain dengan kaki kita. Berhenti menilai orang lain dengan standar kita yang belum tentu lebih baik dari mereka.

Jangan pernah mengukur kehidupan orang lain dengan ukuran hidup kita. Jangan menggunakan kacamata kita utk menilai orang lain, penampilan luar belum tentu mencerminkan sifat aslinya. ()
RESILIENSI

Sudah lama saya ingin menulis tema ini, namun sepertinya inilah saat yang tepat untuk menuliskannya.

Saat menjalani perawatan di RS, kita melihat berbagai macam orang dalam menyikapi keadaannya. Ada yang begitu tabah, kuat dan tangguh dalam menjalani ujian hidupnya. Namun tidak sedikit yang terlihat panik, kalangkabut, keluh kesah, putus asa dan hanya terlihat pasrah tanpa melakukan upaya yang lebih keras untuk sembuh.

Bukan hanya dalam menghadapi ujian sakit. Sikap seperti ini juga dapat kita temui di pasar, di kantor, di proyek-proyek pembangunan bahkan di pusat belanja sekalipun. Ternyata setiap orang memiliki sikap yang berbeda dalam menjakani hidupnya. Dan sikapnya itulah yang membedakan kualitas hasil yang diperolehnya.

Sikap seseorang dalam menjalani hidupnya disebut dengan resiliensi atau disebut juga grit, artinya daya, juang, keuletan atau kegigihan.

Sayangnya studi menunjukkan bahwa attention span seseorang saat ini semakin pendek. Mereka tidak memiliki fokus penyelesaian masalah. Inginnya serba instan, ketemu masalah, ditinggalkan dan berharap selesai sendiri. Padahal bukan begitu daya juang ditumbuhkan. Daya juang harus dibangun melalui kemauan dan keberanian menghadapi masalah.

Daya juang akan tumbuh dalam diri seseorang saat ia tetap tangguh dan tegar dalam menghadapi situasi sulit, tidak takut menghadapi masalah dan optimis akan datangnya solusi melalui aksi nyata menjemput solusi tersebut.

Narasi kesuksesan acap kali ditentukan oleh sejauh mana kamu bisa terus berjalan, saat cobaan demi cobaan datang menghadang. Saat kamu bisa bangun sembilan kali menyusul kejatuhanmu yang ke delapan.

Kudus, 70121
Selalu Optimis

Kita yakin bahwa untuk mencapai kebahagiaan perlu proses. Perjuangan, kesungguhan, kontinuitas, pengorbanan dan segala yang menyaratkan tercapainya sebuah cita-cita yang mulia dibutuhkan untuk meraih sukses. Kata kuncinya adalah optimisme.

Dalam sebuah ayat di Al Quran kita bisa temukan bagaimana Allah memotivasi kita agar selalu bersikap optimis, ”Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Surat Ali Imron: 139).

Optimislah mengarungi hidup ini. Jangan kotori jiwa dan jangan lukai hatimu saat duka menghampiri hidupmu, berpikir positiflah, sebagaimana Allah menyuruh kita selalu berprasangka baik kepada-Nya,”Aku mengikuti persangkaan hamba-Ku terhadap diri-Ku. Oleh karena itu bersangkalah dia terhadap-Ku menurut apa yang disukainya.”

Oleh karena itulah, meskipun ada musibah yang menimpa, tetap optimislah dan selalu bersihkan hati agar dapat berprasangka baik kepada-Nya. Optimis dan semangat membara. Hapai setiap problem hidup dengan nuansa keindahan dan senyum. Karena itu, yakinlah bahwa dibalik kesulitan pasti ada hikmah dan selalu disusul dengan kemudahan.

Menurut Fuer Sie, sebuah majalah wanita, umur panjang pada populasi dunia dipengaruhi oleh faktor genetika yang hanya turut berperan sebanyak 25%. Sedangkan sisanya terletak pada bagaimana seseorang menjalani kehidupan mereka. Faktor lain yang berpengaruh memperpanjang usia adalah jam kerja serta waktu tidur yang teratur. "Para rohaniawan jarang stres, mereka tidak pernah melawan waktu, punya waktu istirahat cukup dan melakukan rutinitas harian secara teratur," demikian tulis Fuer Sie. "Mereka juga memiliki sikap optimis yang tinggi. Orang yang bersikap optimis akan mendapatkan lebih banyak sisi positif kehidupan dan hal itu bisa membantunya berumur lebih panjang."

Orang yang selalu berpandangan positif lebih mampu dalam mengatasi berbagai masalah dibandingkan dengan orang selalu memiliki pandangan negatif. Itu sebabnya orang yang selalu punya pikiran negatif rentan terhadap berbagai penyakit. Milikilah keyakinan bahwa badai pasti berlalu, keadaan akan menjadi lebih baik, persoalan akan terselesaikan. Anda bisa melihat kesukaran bukan sebagai batu sandungan yang menjatuhkan, tapi sebagai batu loncatan yang bisa membuat Anda naik atau sebagai ujian yang bisa membuat Anda lebih bijak. Optimisme bagaikan nyala api yang menemani Anda berjalan di kegelapan malam.[js]
Jangan Remehkan Hal Kecil

Penakluk pertama Mount Everest, puncak tertinggi dunia di Pegunungan Himalaya, Sir Edmund Hillary, pernah ditanya wartawan apa yang paling ditakutinya dalam menjelajah alam. Dia lalu mengaku tidak takut pada binatang buas, jurang yang curam, bongkahan es raksasa, atau padang pasir yang luas dan gersang sekali pun!

Lantas apa? "Sebutir pasir yang terselip di sela-sela jari kaki," kata Hillary.

Wartawan heran, tetapi sang penjelajah melanjutkan kata-katanya, "Sebutir pasir yang masuk di sela- sela jari kaki sering sekali menjadi awal malapetaka. Ia bisa masuk ke kulit kaki atau menyelusup lewat kuku. Lama-lama jari kaki terkena infeksi, lalu membusuk. Tanpa sadar, kaki pun tak bisa digerakkan. Itulah malapetaka bagi seorang penjelajah sebab dia harus ditandu."

Apa yang dinyatakan Hillary, kalau kita renungkan, sebetulnya sama dengan orang yang mengabaikan dosa-dosa kecil. Orang yang malakukan dosa kecil, misalnya mencoba-coba mencicipi minuman keras atau membicarakan keburukan orang lain, sering menganggap hal itu adalah dosa yang kecil.

Karena itu, banyak orang yang kebablasan melakukan dosa-dosa kecil sehingga lambat laun jadi kebiasaan. Kalau sudah jadi kebiasaan, dosa kecil itu pun akan berubah jadi dosa besar yang sangat membahayakan dirinya dan masyarakat.

Tidak semuanya yang kecil-kecil bisa dikesampingkan apalagi disepelekan. Kadang, hal-hal yang kecil justru bisa berdampak sangat besar. Perbuatan kecil juga bisa menjadi memiliki nilai yang sangat besar di hari kemudian.
Sebagaimana sebutir pasir yang ditakuti Hillary, rintangan yang kecil sering disepelekan. Hal-hal yang kita anggap remeh-temeh ternyata berpengaruh besar dalam kehidupan kita mencapai sukses. Dan justru mulai dari hal kecil inilah kita bisa menunjukkan komitmen kita untuk menjadi orang berhasil. Kadang kita muncul rasa malas, tidak lagi disiplin dalam kehadiran kita ke tempat kerja, enggan bangun pagi, menunda waktu sholat, dan ketidakpatuhan kita pada jadwal yang telah kita buat, bisa jadi merupakan hambatan besar yang harus kita hilangkan.

Semua hal besar diawali dengan yang kecil-kecil. Puluhan kilometer yang ditempuh para pengembara diawali dengan langkah pertama. Kebiasaan baik bisa kita mulai dari yang sederhana, membersihkan meja kerja, merapikan pakaian di lemari kita, menyisir rambut kita atau hal kecil lainnya.
Sebiji zarah kebaikan akan tetap bernilai di sisi Tuhan, demikian juga sebiji zarah kejahatan pun akan menjadi beban kita di hari perhitungan. Jadi, jangan anggap remeh hal-hal kecil dan sederhana. [js]
*Saatnya Bangkit*

Aku yakin kamu pernah mendengar kisah tentang keledai yang berhasil menyelamatkan diri dari sumur. Namun ijinkan aku menceritakannya kembali untuk mengambil hikmah dari cerita ini.

Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam, semetara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya.

Akhirnya, ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun (ditutup – karena berbahaya); jadi tidak berguna untuk menolong si keledai. Ia mengajak tetangga tetangganya untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.

Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian. Tetapi kemudian, semua orang takjub, karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang karena apa yang dilihatnya.

Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu

Sementara tetangga-tetangga si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu,si keledai terus juga menguncangkan badannya dan melangkah naik. Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri !

Kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepadamu, segala macam tanah dan kotoran. Cara untuk keluar dari 'sumur' (kesedihan, masalah, beban pikiran) adalah dengan menguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita (pikiran, dan hati kita) dan melangkah naik dari 'sumur' dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan.

Ambillah tindakan yang tepat untuk keluar dari masalah dan beban pikiran. Ambillah tindakan untuk bangkit dari keterpurukan dan kegagalan. Bergeraklah untuk memulai lagi aktifitas kita agar sumbu motivasi kita kembali menyala.

Seandainya keledai di atas tidak mengambil tindakan dengan mengibaskan tanah yang menutupi badannya, mungkin ia akan terkubur selamanya di dalam sumur itu dan selesailah sejarahnya. Belajarlah dari sang keledai. Ambil tindakan dan lakukanlah inisiatif untuk bergerak agar Anda bisa keluar dari kesedihan, kemalasan, stagnasi, jumud dan ancaman motivasi lainnya.

Setiap masalah-masalah kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah. Kita dapat keluar dari 'sumur' yang terdalam dengan terus berjuang, jangan pernah menyerah !

Guncangkanlah hal negatif yang menimpa dan melangkahlah naik !!

"Entah ini adalah waktu kita yang terbaik atau waktu kita yang terburuk, inilah satu satunya waktu yang kita miliki saat ini !"

Seperti lagunya Whitney Houston, dengan waktu yang ada, kita bisa buktikan bahwa kita mampu melakukan lebih baik dari yang kita pikirkan...

Give me one moment in time
When I'm more than I thought I could be
When all of my dreams are a heartbeat away
And the answers are all up to me
Give me one moment in time
When I'm racing with destiny
Then in that one moment of time
I will be
I will be
I will be free
I will be
I will be free
Saatnya bebaskan dirimu. Saatnya bangkit! []
"Ayah Bintang"

1) Menjadi ayah bukan hanya tentang status, namun juga tentang hidup. Bukan hanya membangun pribadi yang berdaulat secara pribadi, namun juga berdaulat sebagai bagian dari keluarga
2) Bukan hanya sekedar menjadi ayah karena punya anak, namun jadilah ayah yang istimewa, menjadi ayah bintang.
3) Untuk Para Ayah yang siap mencari nafkah, cari yang berkah, niatkan untuk ibadah, mencari mardhotillah
4) Para Ayah yang takpernah lelah, meski keringat terus bersimbah, meski harus berpayah-payah
5) Para Ayah yang tak pernah berkeluh kesah meski kadang memendam sedih meredam amarah
6) Para Ayah yang selalu berusaha menebar senyum cerah meski banyak masalah di rumah..:)
7) Para Ayah yang senantiasa bekerja dengan riang gembira meski cobaan sering mendera
8) Para Ayah mari terus berbagi asa, mencarikan nafkah dengan semangat membara, namun jangan lupa mendidik anak-anak dengan ceria.
9) Hadirkan ceria di wajah kita untuk keceriaan anak-anak kita, hadirkan kasih, wujud tanggungjawab tanpa pamrih.
10) Kokohkan iman sejak dini, berikan kepercayaan untuk mandiri, tanamkan sikap sederhana dan akhlak mulia pada anak kita
11) Ajarkan matematika, bukan hanya angka-angka namun bagaimana menggunakan logika dan berpikir terbuka
12) Bukan hanya tulis baca, ajarkan juga sastra yang akan menguatkan jiwa dan mengenal budi bahasa
13) Ajarkan sejarah pada anak kita, bukan hanya tokoh dan tempat terjadinya, namun bagaimana mencari makna pada peristiwa
14) Jangan hanya menyuruh belajar agar menjadi pintar dan mencapai cita-cita, bantulah dengan ikhtiar dan doakan mereka
15) Para Ayah yang terus semangat, bangkit dan berbuat, meski kesulitan kadang menghambat
16) Selamat Untuk Para Ayah semoga usaha kita menghasilkan rejeki yg berlipat, menjadi ibadah untuk bekal akhirat
17) Semoga diberkahi dengan keluarga yang bahagia, anak-anak yg shalih dan shalihat.
#UntukParaAyah
#CurhatLelaki
*Sepasang Sayap Bidadari*

Sadarkah kita bahwa dalam hidup ini kita mempunyai bidadari? Bukan cuma satu, tapi lebih. Bidadari-bidadari ini yang selalu menghiasi kehidupan kita, terbang disekeliling kita, mudah ditangkap dan bisa kita mintai pertolongannya. Bukan seperti dalam cerita-cerita di film kartun, bidadari ini nyata ada, bisa kita sentuh, bisa kita ajak ngobrol, bahkan menjadi teman curhat yang baik.

Ippho Santosa mengatakan: “ Jika kita ingin meraih keajaiban-keajaiban rezeki, mempercepat terkabulnya doa, mempercepta terwujudnya impian, dan ingin mempercepat merubah nasib, maka hal terpenting untuk kita lakukan adalah sampaikan dan selaraskan doa atau impian kita kepada sepasang bidadari”.

*Siapakah Sepasang Bidadari itu?*

*Yang pertama*, *bidadari itu bernama "Ibu"*. Bidadari inilah yang selalu ada menemani keseharian kita, merawat, memberi makan, hingga memandikan. Dialah yang berjuang melahirkan dan membesarkan kita, merawat dari lahir hingga sekarang. Kita tahu bahwa ridho Ilahi tergantung pada ridho ornagtua? Jika ornagtua kita ridho, rejeki kita bisa mengalir lancar bak air bah, mengalir deras. Namun hati-hati, sebaliknya jika orangtua tidak ridho, bisa-bisa hidup kita menjadi sengsara penuh derita.

“Berbakti kepada orang tua akan menguak langit dan memanggil rezeki”.Ketika anda menyamakan dan menyelaraskan doa anda dengan orang tua, berarti doa kita akan melangit, dan ketika impian kita selaras dengan impian orang tua, berarti impian kita lebih ‘bersayap’. Melipat gandakan kekuatan, keinginan kita, doa kita, impian kita lebih menjadi powerfull. Keren kan?

Maka jangan tunggu lama-lama, segera temui ornagtuamu, minta mereka menyampaikan impian-impiannya. Selaraskan impian kita dengan impian ibunda kita. maka insya Allah semua cita-cita akan mudah jadi realita dan rejeki kita menjadi lebih mudah dan lebih berlimpah.

*Yang kedua*, bidadari itu adalah *pasangan kita*. Bagi siapapun yang sudah menikah baik laki-laki ataupun perempuan. Anda sekalian punya bidadari yang kedua ini, sama seperti bidadari yang pertama selaraskanlah doa kita bersama bidadari yang kedua ini juga.

Luar biasa bukan doa kita, doa bidadari pertama dan doa bidadari ke dua. Terbang menembus langit kita punya doa,  jika kita bisa memaksimalkan kekuatan sepasang bidadari ini.

Pepatah mengatakan, “Setiap pria yang berhasil, ada wanita hebat yang mendampinginya’.

Mari maksimalkan keberadaan kedua sayap bidadari kita sebagai penyambung harapan kita untuk menembus langit membawa doa, impian dan harapan-harapan kita.

#AyoBercerita
#OrangtuaBercerita#2
#CurhatLelaki
*Mengasah Kapak*

Dikisahkan, seorang pengusaha kayu menerima lamaran seorang pemuda untuk menebang pohon di hutannya. Karena gaji yang dijanjikan dan kondisi kerja yang bakal diterima sangat baik, maka pemuda itu pun bertekad untuk bekerja sebaik mungkin.

Saat akan mulai bekerja, sang pengusaha memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerja yang harus diselesaikan dengan target waktu yang telah ditentukan kepada pemuda penebang pohon itu.

Hari pertama bekerja, ia berhasil merobohkan sepuluh batang pohon. Sore hari, mendengar hasil kerja si penebang, sang majikan terkesan dan memberikan pujian dengan tulus. “Hasil kerjamu sungguh luar biasa! Saya sangat kagum dengan kemampuanmu menebang pohon-pohon itu. Belum pernah ada yang sepertimu selama ini. Teruskan bekerja seperti itu.”

Karena sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari si pemuda bekerja lebih keras lagi. Tetapi dia hanya berhasil merobohkan sembilan batang pohon. Hari ketiga, dia bekerja lebih keras lagi, tapi hasilnya tetap tidak memuaskan, bahkan mengecewakan. Hasil tebangan pohonnya malah turun menjadi delapan. Semakin bertambah hari, semakin sedikit pohon yang berhasil dirobohkan.

“Sepertinya aku telah kehilangan kemampuan dan kekuatanku. Bagaimana aku dapat mempertanggungjawabkan hasil kerjaku kepada majikan?” pikir si pemuda itu, merasa malu dan putus asa. Dengan kepala tertunduk dia menghadap kepada sang majikan, meminta maaf atas hasil kerja yang kurang memadai dan mengeluh tidak mengerti apa yang telah terjadi.

Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya, “Kapan terakhir kamu mengasah kapak?”

“Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu! Saya sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuat tenaga,” kata si penebang. "Lagi pula untuk mengasah kapak, saya harus membawanya ke kota, perlu biaya perjalanan, dan harus membayar upah pengasah kapak. Dan lagi saya harus libur bekerja, jadi tidak mendapatkan upah 1 hari." Imbuhnya.

“Nah, di sinilah masalahnya. Ingat hari pertama kamu kerja? Dengan kapak baru dan terasah, maka kamu bisa menebang pohon dengan hasil maksimal. Hari-hari berikutnya, dengan tenaga yang sama, menggunakan kapak yang sama, tetapi tidak diasah. Kamu tahu sendiri, hasilnya semakin menurun. Maka, sesibuk apapun, kamu harus meluangkan waktu untuk mengasah kapakmu, agar setiap hari bisa bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal. Sekarang, luangkan waktu untuk mengasah kapakmu dan segera kembali bekerja!” perintah sang majikan. Sambil mengangguk-anggukkan kepala dan mengucap terima kasih, si penebang berlalu dari hadapan majikannya dan bertekad untuk mengasah kapak dan belajar mengasah kapak sendiri agar tidak harus minta bantuan orang lain untuk mnegasahnya.

Sahabat,

Sama seperti si pemuda penebang pohon itu, kita pun setiap hari, dari pagi hingga malam hari, seolah terjebak dalam rutinitas terpola. Sibuk, dan sibuk terus, sehingga seringkali melupakan sisi lain yang sama pentingnya, yaitu istirahat sejenak, “mengasah” dan mengisi hal-hal baru untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan spiritual.

Seperti pepatah yang mengatakan “istirahat bukan berarti berhenti, tetapi untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi,” tentunya istirahat kita seharusnya menjadi istirahat yang berkualitas dan bukan untuk bermalas-malasan. Jika kita mampu mengatur ritme kegiatan seperti ini, pasti kehidupan kita akan dinamis!

Salam sukses
*Tongkat Nabi Musa.*

Begitulah kejadiannya. Nabi Musa dan para pengikutnya terjebak di pinggir laut yang ombaknya bergelora. Sedangkan di belakangnya pasukan Firaun yang jumlahnya jauh lebih banyak terus mengejar mereka. Bahkan semakin dekat jaraknya. Pasukan perang dengan senjata dan peralatan yang lengkap. Sedangkan Musa hanya memegang sebuah tongkat. Tidak ada bantuan lainnya.


Lalu Nabi Musa berdoa, memohon pertolongan Allah. Datanglah sebuah titah. Nabi Musa diperintahkan memukulkan tongkatnya. Maka terbelahlah lautan itu. Terbentang sebuah jalan. Nabi Musa dan para pengikutnya selamat. Sedangkan Firaun dan pasukannya yang ikut menerobos lautan itu kemudian tenggelam dan binasa.

Allah menurunkan bantuannya dengan sederhana. Senjata yang dimiliki oleh Musa adalah tongkatnya. Maka tongkat itu pula yang menjadi solusinya.

Kita juga sering bertemu masalah dan situasi yang berat. Ya, mungkin situasinya agak-agak mirip dengan yang dihadapi Nabi Musa. Tentu saja dengan kadar yang berbeda.

Masalah yang kita hadapi bisa jadi adalah beban hutang yang berat, masalah hidup yang harus dihadapi, bisnis yang mengalami kerugian, karir yang terhambat atau masalah ekonomi yang menghimpit. Nabi Musa hampir 'putus asa' ketika terhalang lautan. Kita malah sering putus asa karena tidak kunjung menemui jalan keluar.

Namun Allah Maha Kuasa. Nabi Musa diberi solusi dengan 'kekuatan' dan 'senjata' yang terdekat dengan dirinya. Tongkat.

Pertanyaannya. Apa 'tongkat' yang kita miliki? Bisa jadi, itulah solusi yang diberikan Allah atas permasalahan yang kita hadapi. Carilah, kenali diri kita. Asesmen diri. Mungkin skill kita. Mungkin pengetahuan kita. Mungkin pengalaman, kenalan atau jaringan yang kita miliki. Bisa jadi Allah sudah memberikan 'tongkat' sebagai solusi. Hanya saja kita belum menyadari.
"Anak Muda dan Profesor"


Ada seorang anak muda membawa seekor anak ayam yang digenggam dan disembunyikan di belakang punggungnya.

Anak muda itu menghadap ke seeorang profesor yang terkenal arif dan bijak.
Lalu anak itu bertanya, "Kalau Profesor memang arif dan bijak, coba tebak, anak ayam yang dalam genggaman tanganku ini, apakah dalam keadaan hidup atau mati?"

Menurut kamu, jika kamu jadi sang profesor akan menjawab apa? Hidup atau mati?

Ya. Sang Profesor menjawab dengan bijak, "Anak Muda, hidup dan matinya anak ayam itu sangat tergantung dengan apa yang kamu lakukan. Jika aku bilang anak atam itu hidup, engkau dengan mudah mencekik leher anak ayam itu hingga mati. Sebaliknya jika aku jawab mati engkau bisa saja membiarkannya hidup. Jadi sangat tergantung dengan apa yang kamu lakukan.

Demikian sahabat, masa depan kita sangat tergantung dengan apa yang kita lakukan saat ini. Jika ingin sukses di masa depan maka lakukan tindakan-tindakan yang mengarah pada kesuksesan, atau sebaliknya yang akan terjadi dengan Anda.

Salam,
-js-
*What is your Superpower?*

Ada dialog menarik dalam film *Justice Leage,* yang menceritakan sebuah tim superhero terdiri atas Batman, Wonder Woman, Aquaman, Cyborg dan Flash. Salah seorang superhero bertanya kepada Batman, _"What is your superpower?"_

Batman menjawab ringan, *"I'm rich!"*

Kaya adalah sebuah kekuatan. Sangat setuju.
Teringat sebuah riwayat ketika para sahabat dari golongan ekonomi menengah kebawah datang kepada Rasulullah dan mengadu. Mereka 'iri' kepada saudara mereka yang kaya. Betapa tidak? Mereka yang kaya bisa melakukan semua ibadah : ya sholat, ya puasa, ya dzikir, ya tilawah. Namun mereka juga bisa infaq dan sedekah yang banyak.

Coba ingat bagaimana sahabat Ustman pernah membeli sumur. Abdurahman bin Auf memberi 'beasiswa' dan jaminan sosial kepada keluarga veteran Badar. Sebuah kekuatan berupa *kekayaan yang dibalut dengan ketaqwaan,* bisa menjadi superpower, bukan?

Salam scale up,
-js-
Tes
"Empirical Creativity dan Mental Pemenang"


Masih tentang Coca Cola. Generasi keduanya, Roberto Guizueta mewarisi kenyataan : Coca Cola sudah *menguasai 45%* pasar minuman dunia. Dari Patagoina hingga Portugal, Kathmandu hingga Kolumbia. Dan itu berarti tak ada sudut tempat di bumi yang belum mereka rambah. Wow!

Suatu saat ketika jajaran manajemen dan tim kreatif mereka rapat untuk membuat perluasan pasar, mereka terdiam dan hanya saling berpandangan cukup lama. No more ideas.
Beberapa saat kemudian Goizueta menatap mereka lalu bertanya tentang berapa banyak cairan yang dikonsumsi manusia setiap harinya?

Timnya tercengang. Dan saat itu juga dilakukan riset, mencari informasi seakurat mungkin. Dan didapatkan data : setiap orang mengkonsumsi 64 ons setiap hari. Dan Anda tentu tahu pertanyaan Goizzueta selanjutnya, berapa persen yang mereka minum itu terbuat dari Coca Cola? Tim itu melakukan kalkulasi dengan cepat dan didapatkan angka 2%. "Lihatlah saudara-saudara, masih ada kemungkinan 98% untuk mengembangkan pasar di luar sana. Pergi dan taklukkanlah!"

Inilah titik baliknya. Orang-orang Coca Cola terhentak oleh pertanyaan bos mereka. Sejak saat itu mereka terus kreatif mencari jalan untuk memasarkan produknya dan terus menguasai pasar hingga lebih dari 80 tahun.
Bagaimana dengan Anda?


Salam

Jumadi Subur
Betterlife Training & Consulting.
*Sikap*

Sikap sangat erat kaitannya dengan cara berpikir. Jika sikap kita positif maka cara kita berpikir akan menjadi positif. Begitu sebaliknya, pikiran positif akan menghasilkan sikap dan tindakan yang positif.

Napoleon Hill mengatakan, *"Pikiran manusia mampu melaksanakan apa saja yang diyakininya,"* Pikiran mampu membayangkan keberhasilan, maka usaha dan perilaku Anda akan mengarah kepada apa yang Anda pikirkan. *_You are what you think_*.

Pikiranlah yang mampu mengubah hutan belantara menjadi kavling dan perumahan mewah, mengubah gunung menjadi istana. Mengubah rawa-rawa menjadi pusat belanja.
Dengan pikirannya, manusia mampu menempatkan dirinya lebih mulia dari mahluk apapun di alam semesta. Maka sugesti diri Anda dengan berpikir positif, jadilah yang terbaik dengan amal, sikap dan perilaku mulia.

Sikap positif melahirkan kepercayaan diri. Percaya diri menjadikan Anda berani. Keberanian melahirkan tindakan. Tindakan melahirkan hasil. Hasil menentukan nasib.


Salam naik kelas!
-js-
G-Spirit Series by JS
"Kesulitan"

Ada yang menyangka bahwa orang-orang sukses meraih jalan kepahlawanan dengan mulus tanpa pernah menemui kesulitan atau kegagalan. Padahal tidak demikian. Belajar dari biografi para tokoh dunia yang lain, semua pernah bertemu kegagalan. Kesulitan, bahkan menjadi keniscayaan yang diciptakan sejarah untuk mencapai kesuksesan.

Apa rahasianya sehingga mereka berhasil melampaui kesulitan-kesulitan?

Yang pertama adalah mimpi yang takpernah henti. Impian tidak boleh selesai karena kesulitan. Justru tekad mencapai impian merubah rintangan dan kesulitan menjadi sarana mencapai tujuan.

Yang kedua adalah semangat belajar yang tak pernah pudar. Kesulitan atau kegagalan adalah objek pengalaman yang harus dipelajari untuk kemudian dirubah menjadi kemenangan.

Yang ketiga adalah keyakinan berlandaskan iman. Bahwa setiap peristiwa ada waktunya dan setiap kemenangan ada jadwalnya. Tugas kita adalah melakukan tindakan yang besar dan benar, takdir yang akan mewujudkan impian. []

Salam naik kelas!
-js-
Sukses besar, dalam sejarah hidup orang-orang besar dimana ia mencapai puncak, lebih mirip *sebuah pendakian*. Kenyataannya tidak semua orang sampai ke puncak. Namun, semua yang sampai puncak harus *memulai langkah pertamanya dari kaki gunung*. Lalu akan melewati pos-pos pendakian atau puncak-puncak kecil sebelum puncak tertinggi. Kaidah ini berlaku untuk semua medan kesuksesan.

Yang perlu kita sadari adalah adanya proses perjalanan dari sukses kecil ke sukses besar. Secara psikologis, sukses kecil *menumbuhkan rasa percaya diri*. Secara kreativitas, sukses kecil *memunculkan inspirasi* untuk menciptakan karya besar. Ciptakan sukses-sukses kecil untuk kemudian raihlah sukses besarmu.

Salam naik kelas!
-js-
[INFO EVENT]
👇
See more posts

View in Telegram